Rabu 23 Nov 2016 22:45 WIB

Tingkatkan MICE, Kemenpar Perkuat Bidding di Negara Pasar

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Hazliansyah
Pengunjung melihat-lihat Pameran Industri Otomotif Purnajual dan Penyetelan (AAITF) Jakarta 2014, Jakarta, Jumat (23/5).
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Pengunjung melihat-lihat Pameran Industri Otomotif Purnajual dan Penyetelan (AAITF) Jakarta 2014, Jakarta, Jumat (23/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri pariwisata merupakan salah satu ujung tombak peningkatan kesejahteraan ekonomi kerakyatan Indonesia. Bagian dari sektor tersebut yang kini tengah menjadi perhatian adalah Meetings, Incentives, Conferences, and Events (MICE).

"Saat ini untuk tingkatkan MICE kita diminta lakukan bidding negara-negara pasar," ujar Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Mancanegara Kementerian Pariwisata (Kemenpar) I Gde Pitana, Rabu (23/11).

Bidding merupakan suatu permohonan resmi pengajuan penawaran untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan konvensi.

Contohnya, ia melanjutkan, pihaknya datang ke Jepang bertemu dengan beberapa industri otomotif untuk menawarkan pengalihan insentif tujuan wisata bagi karyawannya ke Indonesia. Sebab, perusahan Jepang tersebut tiap tahunnya mengirimkan ribuan karyawan  berprestasi untuk bertamasya.

"Dari pada membawa ke Cina, Thailand, Malaysia, bawa ke Indonesia dong," katanya.

Atau, kata dia, bagi asosiasi dokter yang mengadakan pertemuan rutin tahunan akan menjadi target /bidding Indonesia. Nantinya, untuk menarik minat mereka, bisa dengan memberi potongan harga atau penampilan kesenian untuk pembukaan.

Seperti diketahui, pemerintah telah menetapkan target industri pariwisata untuk tahun 2019 yang mencakup kenaikan jumlah wisatawan mancanegara dari 9,4 juta pengunjung pada 2014 ke 20 juta. Kenaikan kontribusi bidang pariwisata terhadap PDB nasional dari 4 persen ke 8 persen, kenaikan jumlah tenaga kerja industri pariwisata dari 10.3 juta ke 13 juta, dan kenaikan peringkat daya saing pariwisata Indonesia (versi World Economic Forum) dari posisi 70 ke posisi 30 (dari total 140 negara).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement