Rabu 23 Nov 2016 09:43 WIB

Pertamina Perbesar Armada Tanker Distribusi BBM

Kapal Tanker Minyak (ilustrasi)
Foto: amveruscg.blogspot.com
Kapal Tanker Minyak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) memperbesar jumlah armada tanker miliknya untuk meningkatkan volume pengangkutan minyak mentah dan bahan bakar minyak (BBM) karena distribusi BBM di Indonesia memiliki jalur paling kompleks di dunia.

Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro mengatakan selama 2016-2017, Pertamina kedatangan delapan unit kapal general purpose (GP) dengan bobot mati 17.500 dead weight tonnage (DWT) yang dikirim oleh tiga galangan kapal nasional.

Total investasi pembelian delapan unit kapal tersebut sebesar 200 juta dolar AS atau sekitar Rp 2,6 triliun (kurs Rp 13.000 per dolar AS). Penambahan kapal ini merupakan implementasi dari Shipping Excellence yang merupakan bagian dari program Marketing and Operation Excellence.

"Kami bisa bangun di dalam negeri, ada di Batam, dan Lamongan. Kami harap bisa juga support pengusaha kapal nasional. Saat ini galangan kapal lokal kan baru bisa 17 ribu DWT, tapi nanti bisa saja kami memesan untuk 100 ribu DWT," ujar Wianda di Jakarta, Rabu (23/11).

Menurut Wianda, begitu luasnya area yang harus dijelajahi dan begitu banyaknya pulau yang harus disinggahi membuat Pertamina mengandalkan kapal tanker untuk menyalurkan BBM. Hal ini juga sejalan dengan lima pilar prioritas strategis Pertamina tahun ini, yakni untuk memperkuat infrastruktur yang dapat mendukung daya saing perusahaan.

Penambahan kapal tersebut, kata Wianda, untuk melayani distribusi BBM seluruh Indonesia dengan 111 terminal BBM dan jalur distribusi terkompleks di dunia guna terciptanya keamanan pasokan (security of supply) dan dukungan terhadap daya saing Pertamina di level nasional maupun internasional.

Hingga September 2016, Pertamina memiliki jumlah armada tanker milik sebanyak 217 kapal, naik 8 persen atau bertambah 16 kapal dibandingkan periode September 2015 sebanyak 201 kapal. Selain itu, dibandingkan target dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2016, realisasi hingga September lebih tinggi enam unit.

Kapal yang dimiliki Pertamina terdiri atas berbagai jenis, antara lain kapal tanker berukuran kecil (small tanker I) dengan bobot mati terendah 1.470 MT hingga terbesar 3.500 MT. Juga ada small tanker II dengan bobot mati 6.500 MT hingga 6.736 MT dan kapal small purpose dengan bobot mati 15.277-17.780 MT.

Untuk rentang menengah, Pertamina juga memiliki kapal dengan bobot mati terendah 29.941 MT dan tertinggi 40.374 MT. Adapun kapal dengan skala large range terbesar berbobot mati 107.538 yang dibuat pada 2009 dan terendah 86.964 MT. "Kami juga memiliki kapal gas carrier ukuran kecil 3.472 MT dan mid sie yang berukuran 17.400 MT," jelas Wianda.

Pertamina menurut Wianda akan terus mengoptimalkan penggunaan tanker milik untuk bisa mengangkut produk-produk minyak karena sekarang lebih banyak FOB daripada cost, insurance and freight (CIF). Dengan memiliki kapal milik sendiri Pertamina menjadi lebih efisien karena tidak lagi melakukan pola penyewaan kapal.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement