REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan kebutuhan belanja negara di awal 2017 diyakini tidak akan membengkak. Hal ini lantaran perencanaan sudah dilakukan dan pemenuhan pembiayaan sudah dimulai dengan melakukan pre-funding atau penarikan utang sebelum mulai tahun anggaran.
Rencananya, pre-funding akan dilakukan di akhir tahun ini atau Desember 2016. Sri menyebutkan, meski Presiden sudah menginstruksikan mempercepat pelaksanaan proyek-proyek strategis di awal tahun, kebutuhan belanja awal tahun depan tetap bisa terpenuhi. Selain untuk membiayai proyek, pembiayaan awal tahun juga mencakup transfer ke daerah dan pembayaran gaji pegawai.
"Kalau naik sih enggak (dibandingkan awal tahun ini). Kalaupun ada nanti kan karena adanya beberapa yang disebut luncuran, maka itu jadi prioritas. Tapi itu kan juga masih dalam total keseluruhan total belanja negara tahun 2017," ujar Sri.
Pemerintah juga berencana menarik utang melalui penerbitan surat utang negara sebesar Rp 80 triliun di dua pekan pertama Januari 2017 mendatang. Sri mengungkapkan, pemerintah melihat adanya kebutuhan pembiayaan di awal tahun untuk sejumlah proyek prioritas dan pelunasan penundaan transfer daerah sebesar Rp 116 triliun. Sementara itu, pre-funding akan dilakukan sebelumnya sebesar Rp 40 triliun di akhir tahun ini.