REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ruang pelonggaran moneter hingga akhir tahun ini diproyeksi semakin ketat. Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan, pihaknya akan terus memonitor kebutuhan likuiditas agar mencukupi sampai Desember 2016 mendatang.
Ia mengaku optimistis seluruh belanja negara hingga akhir tahun anggaran ini bisa tercukupi dengan penerimaan negara. "Ada berbagai pandangan tentang masalah fiskal kita, dalam hal ini diperkirakan akan bisa mengurangi jumlah likuiditas. Namun pemerintah bersama-sama BI akan selalu melakukan kerja sama untuk meyakinkan supaya jumlah kebutuhan likuiditas sampai akhir tahun akan cukup," ujar Sri, Senin (21/11).
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo sempat menyebutkan bahwa ruang pelonggaran moneter semakin menipis hingga akhir tahun ini. Hal ini menyusul dinamikan politik Amerika Serikat (AS) setelah terpilihnya Donald Trump dalam pemilihan awal November ini. Artinya, meski secara umum indikator ekonomi makro domestik masih positif bahkan cenderung membaik, namun adanya faktor eksternal tetap menjaid perhatian pasar.
"Ruang pelonggaran moneter itu semakin tipis jadi secara umum kalau bulan lalu kami katakan bias longgar sekarang untuk menjaga stabilitas sehingga harus waspada terhadap kondisi eksternal," katanya.
Terpilihnya Trump yang berujung pada stabilitas ekonomi AS yang ikut goyah, dianggap akan membuat The Federal Reserve atau Bank Sentral AS ikut menahan suku bunga acuannya. Hal ini pula, lanjut Agus, akan membawa dampak bagi perekonomian global. Namun, ia menegaskan bahwa Bank Indonesia sudah ikut mengantisipasi hal ini.