Sabtu 19 Nov 2016 09:37 WIB

Bancassurance Dongkrak Pendapatan Presmi Industri Asuransi Jiwa

Ketua Umum AAJI Hendrisman Rahim memaparkan kinerja industri asuransi jiwa di Tanah Air.
Foto: istimewa
Ketua Umum AAJI Hendrisman Rahim memaparkan kinerja industri asuransi jiwa di Tanah Air.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri asuransi jiwa pada kuartal III 2016 menunjukkan pertumbuhan yang baik, sejalan dengan dinamika perekonomian Indonesia saat ini. Pertumbuhan industri utamanya terlihat dari kenaikan tinggi dari total pendapatan industri asuransi jiwa.  

Ketua Umum AAJI Hendrisman Rahim menjelaskan, total pendapatan (income) industri asuransi jiwa pada kuartal ketiga meningkat sebesar 78,1 persen, menjadi Rp 158,65 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 89,10 triliun. Pertumbuhan ini disokong pendapatan premi yang meningkat dan merupakan penyumbang terbesar 73,2 persen terhadap total pendapatan industri asuransi jiwa

Total pendapatan premi tercatat sebesar Rp 116,06 triliun atau meningkat 15,1 persen jika dibandingkan kuartal ketiga 2015 sebesar Rp 100,80 triliun. Kenaikan itu didukung oleh meningkatnya pendapatan premi dari saluran-saluran distribusi, utamanya saluran distribusi bancassurance yang tumbuh 32 persen serta berkontribusi sebesar 42 persen dari keseluruhan total pendapatan premi industri asuransi jiwa.

Hendrisman mengatakan, meningkatnya saluran distribusi bancassurance memperlihatkan semakin meningkatnya kerja sama yang dilakukan oleh perbankan dengan sebagian perusahaan asuransi jiwa. "Ini juga menunjukkan potensi pertumbuhan yang baik di mana pemasaran asuransi melalui bancassurance relatif lebih mudah dilakukan, karena pasar yang dibidik adalah nasabah perbankan yang telah lebih memahami beragam jenis jasa keuangan," ujar dia saat memaparkan laporan kinerja Asuransi di Jakarta.

Sementara, hasil investasi turut melonjak signifikan sebesar 329,1 persen, dari Rp 15,91 triliun menjadi Rp 36,45 triliun. Menurut Hendrisman, pertumbuhan hasil Investasi sangat mempengaruhi total pendapatan industri asuransi jiwa, dan dapat diinterpretasikan bahwa ini disebabkan oleh iklim investasi di Indonesia yang menuju perbaikan. ”Pertumbuhan ini sekaligus menunjukkan komitmen tinggi industri asuransi jiwa Indonesia dalam melindungi masyarakat," kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement