Jumat 18 Nov 2016 14:48 WIB

BI: Harga Pangan Strategis Tekan Inflasi November

Red: Nur Aini
Inflasi, ilustrasi
Foto: Pengertian-Definisi.Blogspot.com
Inflasi, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) memperkirakan laju inflasi hingga pekan ketiga November 2016 sebesar 0,39 persen, dipicu tekanan yang timbul dari harga pangan strategis.

"Harga-harga pangan strategis khususnya cabai dan bawang menyebabkan tekanan inflasi yang cukup tinggi," ujar Gubernur BI Agus Martowardojo di Jakarta, Jumat (18/11).

Tingginya harga pangan strategis disebabkan kondisi umum yakni fenomena cuaca La Nina di mana curah hujan menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi normal, sehingga berdampak pada produktivitas pangan. Sementara kondisi khusus antara lain virus kuning yang menyebabkan banyak tanaman cabai gagal panen sehingga ketersediaan cabai di pasar menjadi terbatas.

BI terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat maupun daerah untuk menjaga laju inflasi agar tidak terus merambat naik. Secara umum BI memprediksi inflasi sepanjang 2016 akan berada di kisaran 3-3,2 persen (year on year/yoy), atau lebih rendah dibanding 2015 sebesar 3,35 persen.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memproyeksikan tingkat inflasi pada akhir tahun bisa berada di bawah 3,0 persen, setelah laju inflasi tahun kalender Januari-Oktober 2016 baru tercatat mencapai 2,11 persen. Darmin menjelaskan rendahnya pencapaian inflasi hingga Oktober 2016 telah memperlihatkan upaya pemerintah yang berhasil menekan harga kebutuhan pangan dengan menyiagakan pasokan bahan makanan.

Hal itu, menurut Darmin, terlihat dari kelompok bahan makanan yang justru menyumbang deflasi, karena harga komoditas pangan mengalami penurunan, meski pada Oktober 2016 terjadi inflasi sebesar 0,14 persen.

"Semakin jelas bahwa kita bisa mengendalikan inflasi pada tahun ini dengan baik," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement