Sabtu 12 Nov 2016 13:36 WIB

Pengalaman Ketahanan Pangan Indonesia Bisa Dicontoh Negara Lain

Seorang pekerja mengangkut beras di gudang beras Bulog. (ilustrasi)
Foto: Ade Lukman Hakim
Seorang pekerja mengangkut beras di gudang beras Bulog. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia menyambut baik study tour yang dilakukan delegasi Pemerintah Afghanistan ke Jakarta dan Bogor untuk mempelajari ketahanan pangan di sini. Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI Gardjita Budi mengatakan ini adalah pengalaman yang baik Indonesia untuk saling berbagi pengalaman dengan Afghanistan.

Gardjita berharap studi ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman, terutama bagi para pejabat pemerintahan Afghanistan. Pengetahuan untuk membangun dan mengimplementasikan kebijakan dan program ketahanan pangan di Afghanistan untuk mencapai target SDGs pada 2030.

Gardjita menyadari ada beberapa perbedaan dalam hal budaya dan kondisi geografis, antara Indonesia dan Afghanistan. "Tapi kami percaya, mekanisme koordinasi, tipe aktivitas, dan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan di Indonesia, sekiranya sesuai dapat direplikasi di Afghanistan,” ujar dia dalam keterangan tertulis yang dikirim perwakilan FAO di Jakarta, Sabtu (12/11).

Study tour ini diharapkan juga akan menjadi awal kerja sama jangka panjang yang kuat antara Indonesia dan Afghanistan. Dirjen Koordinasi dan Perencanaan Program, Kementerian Pertanian, Irigasi dan Peternakan Afghanistan, Muhammad Shakir Mujeedi, menyatakan study tour ini membuka jalan untuk berdiskusi dan menciptakan kerja sama jangka panjang dengan kolega-kolega di Indonesia.

"Baik itu dengan berbagi pengalaman atau kunjungan tenaga ahli Indonesia ke Afganisthan. Pengetahuan dan pengalaman Indonesia layak dibagikan kepada negara-negara lain di dunia," kata Majeedi.

Indonesia dan Afghanistan adalah anggota Kerja Sama Selatan Selatan. FAO telah berperan sebagai fasilitator dalam Kerja Sama Selatan-Selatan, bekerja sama dengan lebih dari 20 negara penyedia dan 80 tuan rumah serta 15 mitra segitiga selama bertahun-tahun. Study tour ini merupakan hasil kerja sama FAO dengan Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian.

Perwakilan FAO di Indonesia dan Timor Leste, Mark Smulders, mengatakan FAO selalu mencari cara untuk menciptakan kerja sama yang kuat, sehingga setiap negara bisa mengemukakan keunggulan mereka di bidang pangan dan pertanian. "Indonesia memiliki banyak sekali pengalaman dalam mengatasi kerawanan pangan dan kami berharap solusi inovatif Indonesia, juga institusi strukturalnya bisa menjadi contoh bagi negara-negara lain," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement