Jumat 11 Nov 2016 15:58 WIB

Rupiah Bergejolak, BI: Pasar Valas tidak Dibatasi

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
Karyawati menghitung mata uang rupiah di salah satu tempat penukaran valuta asing di Jakarta.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Karyawati menghitung mata uang rupiah di salah satu tempat penukaran valuta asing di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) pada hari ini, Jumat (11/11), telah melakukan intervensi pasar guna menstabilkan nilai tukar rupiah. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sempat anjlok ke level Rp 13.865 per dolar AS sekitar pukul 09.15 WIB. Kemudian rupiah kembali rebound hingga Rp 13.445 per dolar AS.

Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara mengatakan, selain masalah analisis pasar terhadap kebijakan Presiden AS terpilih Donald Trump, juga dikarenakan kekhawatiran lain di pasar Indonesia.

Sejumlah negara tetangga diketahui telah melakukan pembatasan perdagangan di pasar uang. Apakah Indonesia akan melakukan pembatasan serupa yang dilakukan negara tetangga?

"Saya tegaskan bahwa Indonesia tidak akan membatasi perdagangan valas di pasar uang, pasar antar bank, karena yang paling terbaik adalah membiarkan pasar berjalan dengan baik,"ujar Mirza di Gedung BI, Jakarta, Jumat (11/11).

Sementara itu, bank sentral percaya bahwa kondisi di pasar valuta asing seimbang dari sisi pasokan dan permintaan. Karena devisa hasil ekspor (DHE) telah masuk dan membuat kurs kembali stabil.

Dari sisi ekspor, nilai ekspor Indonesia lebih besar ke Cina dibandingkan ke AS. Apabila ekonomi Cina melambat karena harga komoditas jatuh, maka akan berdampak pada Indonesia. Faktor lain, apabila kebijakan bank sentral AS  Federal Reserve (Fed) menaikkan suku bunga, maka pada saat itu kemudian kurs bergejolak.

"Tapi sekarang beberapa analisis mengatakan mungkin Fed malah nggak akan naik di Desember, justru akan bagus buat emerging market," tutur Mirza.

Sementara itu, Mirza meyakini apabila pada jangka pendek ekonomi Cina belum akan terpengaruh dengan Trump effect. Apalagi saat ini harga komoditas masih baik-baik saja.

Ia juga menegaskan apabila kurs kembali bergejolak dan tidak sesuai dengan nilai fundamental, bank sentral akan intervensi di pasar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement