Jumat 11 Nov 2016 08:10 WIB

Jokowi dan Lee Hsien Loong akan Resmikan Kawasan Industri Kendal

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kiri) didampingi Bupati Kendal Mirna Anissa (tengah) meninjau Pelabuhan Tanjung Kendal sebagai salah satu sarana transportasi dalam pengembangan Kawasan Industri Kendal (KIK) di Kendal, Jawa Tengah, Jumat (19/8).
Foto: Antara/ Harviyan Perdana Putra
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kiri) didampingi Bupati Kendal Mirna Anissa (tengah) meninjau Pelabuhan Tanjung Kendal sebagai salah satu sarana transportasi dalam pengembangan Kawasan Industri Kendal (KIK) di Kendal, Jawa Tengah, Jumat (19/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- ‎Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dijadwalkan meresmikan Kawasan Industri Kendal (KIK) di Jawa Tengah pada Senin, 14 November 2016. Kawasan ini merupakan usaha patungan antara Graha Buana Cikarang, anak perusahaan PT Jababeka Tbk dengan perusahaan asal Singapura Sembcorp Development Indonesia Pte. Ltd., anak perusahaan Sembawang Development Ltd.

“Insyaallah, Bapak Jokowi dan PM Singapura akan hadir dan meresmikan karena sudah dijadwalkan. Saat ini, kami melihat kesiapannya sudah cukup baik, tinggal mematangkan lagi rundown pelaksanannya,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto ketika meninjau kesiapan peresmian Kawasan Industri Kendal di Jawa Tengah, Kamis (10/11).

Airlangga mengatakan, pengembangan KIK merupakan pertanda baik bagi upaya pertumbuhan dan pemerataan ekonomi dan industri nasional. Sebab di pulau Jawa selama ini kawasan industri berpusat di Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur. 

"Maka kami harapkan, melalui KIK, akan terjadi pemerataan ekonomi dan industri di Jawa Tengah sehingga mobilitas dan produktivitas masyarakat setempat bisa berjalan karena di kawasan ini cukup banyak industri padat karya," tuturnya.

Airlangga menyampaikan, dalam waktu satu tahun sudah ada 20 investor yang menanamkan modalnya di KIK dengan total nilai investasi sebesar Rp 4,3 triliun dan akan menyerap tenaga kerja sebanyak 4.000 orang. “Dari segi kawasan, kami menargetkan, sekitar 100 hektare bisa dibagi untuk 50 perusahaan dan serapan tenaga kerjanya mencapai 500 ribu orang,” ungkapnya.

Direktur KIK Hyanto Wihadhi‎ mengatakan, pelaku industri yang saat ini sudah berinvestasi di KIK berasal dari Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Jepang dengan berbagai sektor seperti furnitur, makanan, dan baja. Target investor sektor lainnya, yakni industri elektronika, otomotif, dan kimia dasar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement