Kamis 10 Nov 2016 09:22 WIB

Furnitur Jadi Produk Wajib Promosi di Arab Saudi

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nidia Zuraya
Seorang pengunjung mengamati produk furniture dalam sebuah pameran. ilustrasi
Foto: Republika/Prayogi
Seorang pengunjung mengamati produk furniture dalam sebuah pameran. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekspor furnitur Indonesia ke Arab Saudi sangat menggembirakan. Terjadi pertumbuhan ekspor cukup signifikan dari tahun ke tahun. 

Tingginya permintaan furnitur ke Arab Saudi, diyakini sebagai dampak program Saudi Vision 2030 yang menetapkan target pertumbuhan pembangunan perumahan dan perhotelan hingga 200 persen pada 2020.

Tak heran Kelompok Kerja Ekonomi Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah, Arab Saudi, menetapkan produk furnitur sebagai produk wajib promosi di negeri petro dolar tersebut.‎ Apalagi furnitur Indonesia telah memenuhi standar kualitas, desain, dan selera masyarakat internasional. 

Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Jeddah Gunawan menjelaskan, ekspor furnitur Indonesia mencapai 4,24 juta dolar AS pada 2012, dan terus meningkat hingga 9,47 juta dolar AS pada 2015. Diperkirakan tahun ini ekspor furnitur ke Arab Saudi melebihi perolehan tahun sebelumnya. Tahun ini selama Januari-Agustus 2016 saja, ekspor furnitur menunjukkan angka 3,17 juta dolar AS.

"Arab Saudi saat ini menduduki peringkat ke-21 negara pengimpor produk furnitur Indonesia setelah Amerika Serikat, Jepang, Belanda, Jerman, dan Inggris," ungkap Gunawan melalui siaran pers, Kamis (10/11).

ITPC Jeddah bersama Kelompok Kerja Ekonomi KJRI Jeddah memfasilitasi Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (LLP-KUKM) atau SMESCO mengikuti pameran Saudi Arabia’s Exclusive Design Trade (Deco Fair) 2016 di Hilton, Jeddah, pada 7-10 November 2016. 

Pameran ini termasuk pameran furnitur tahunan terbesar dan paling bergengsi di Arab Saudi. Kehadiran SMESCO dalam pameran ini membuka kesempatan baru bagi buyers internasional, untuk mendapatkan pasokan produk berkualitas dari UMKM furnitur Indonesia yang saat ini berjumlah lebih dari 750 sentra UMKM dari 34 Provinsi di Indonesia.

‎Sementara, Konsul Jenderal RI Jeddah, M Hery Saripudin berharap para pengusaha  terus berkreativitas dan terus mencari desain-desain baru. Desain yang sesuai dengan perkembangan selera pasar. "Namun desain ini tetap menjaga kualitas produk untuk mempertahankan kepercayaan konsumen," paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement