REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Tanam rendeng 2016/2017 tak serentak yang dilakukan petani di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, membuat harga gabah milik mereka akan tetap tinggi. Kondisi itu pun menguntungkan petani.
"Karena tanamnya tak serentak, jadi tidak ada panen raya. Harga gabah akan tetap tinggi," ujar Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang, Selasa (8/11).
Sutatang menyebutkan, harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani rata-rata di kisaran Rp 4.000 – Rp 4.200 per kilogram (kg). Harga itu telah berlangsung sejak masa panen gadu sekitar Agustus 2016 lalu. Sedangkan harga gabah kering simpan (GKS) berkisar antara Rp 5.000 – Rp 5.200 per kg dan gabah kering giling (GKG) di kisaran Rp 5.500 per kg.
Harga gabah di tingkat petani itu lebih mahal dibandingkan harga pembelian pemerintah (HPP). Untuk HPP GKP, hanya sebesar Rp 3.700 per kg di tingkat petani. Sedangkan HPP untuk GKG sebesar Rp 4.600 per kg di penggilingan dan Rp 4.650 per kg di gudang Bulog.
Sutatang menjelaskan, tanam tak serentak pada musim rendeng 2016/2017 di sejumlah daerah di Kabupaten Indramayu terjadi akibat mundurnya musim hujan pada akhir 2015 lalu. Saat akhir 2015 lalu, daerah yang lebih dulu mendapat pasokan air, tanamnya lebih awal. Sedangkan daerah yang ketika itu kesulitan air, tanamnya jadi mundur.
Sutatang menambahkan, petani di sejumlah daerah yang melakukan tanam gadu 2016 lebih awal, memilih melakukan tanam gadu II atau tanam ketiga. Hal itu dipicu banyaknya air sepanjang 2016 ini akibat pengaruh fenomena La Nina. "Mereka ini akan panen pada Desember 2016," terang Sutatang.
Namun, adapula petani yang baru melakukan tanam saat musim hujan sudah tiba pada Oktober ini. Tak hanya itu, ada juga sejumlah petani yang hingga kini belum tanam karena menunggu pelaksanaan tradisi adat musim tanam di desanya masing-masing
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu, luas tanam gadu 2016 di Kabupaten Indramayu yang dilakukan sejak April 2016 mencapai 121.573 hektare. Dari jumlah itu, hingga Oktober 2016, luas areal yang sudah panen mencapai 100.283 hektare. Dengan demikian, masih ada tanaman gadu seluas 21.290 hektare yang masih belum panen.