Senin 07 Nov 2016 15:23 WIB

Adaro Cermati Kenaikan Harga Batu Bara

Rep: Frederikus Bata/ Red: Nur Aini
Adaro
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Adaro

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Direktur PT Adaro Energy Garibaldi Thohir bersyukur dengan kenaikan harga jual batu bara. Namun, paling penting menurut dia, pihaknya terus melihat apakah kondisi tersebut bisa berkelanjutan atau tidak.

"Yang pasti saya selalu mengatakan kalau harga jual nggak ada yang bisa diprediksi," kata tokoh yang akrab disapa Boy ini saat ditemui dalam acara diskusi dan peluncuran buku Biografi Soetaryo Sigit di Adaro Institute, Gedung Tempo Scan, Jakarta, Senin (7/11).

Pada intinya, kata Boy, dalam menjalankan bisnis, Adaro lebih fokus pada upaya menekan biaya produksi. Efisiensi, dinilai menjadi strategi yang mereka terapkan bertahun-tahun demi menjaga performa tetap maksimal. "Saya optimsitis, performance Adaro akan lebih baik, tapi kuncinya di efisiensi," ujarnya.

Ia menegaskan dengan kenaikan harga bara ini, strategi Adaro tidak berubah. Hal ini karena perusahaan tersebut punya perencanaan jangka panjang yang tidak bisa berubah sewaktu-waktu.

"Jadi nggak bisa yang namanya (bisnis) tambang itu, nggak bisa (berubah-ubah strategi dalam waktu singkat). Tahun ini 10 juta (ton), terus tiba-tiba harga bagus, jadi 20 juta (ton), nggak bisa, kapasitasnya sudah ada," tutur Boy.

Pada 2016 target produksi Adaro berada pada kisaran 52 hingga 54 juta ton (Mt) batubara. Sejauh ini realisasinya sekitar 39,3 Mt dalam sembilan bulan terakhir.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menetapkan harga batu bara acuan (HBA), sebesar 84,89 dolar AS per ton pada November 2016. Jumlah tersebut naik 23 persen jika dibandingkan HBA Oktober, yakni sebesar 69,07 per ton.

HBA November menjadi rekor tertinggi sejak Mei 2013. Pada Mei 2013, HBA tercatat 85,33 dolar AS. Sejak Januari 2009,  HBA tertinggi terjadi pada Februari 2011, yakni 127,05 dolar AS. Sementara pada Februari 2016, angka 50,92 dolar AS per ton menjadi HBA terendah dalam 6-7 tahun terakhir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement