REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Hasil laporan keuangan PT Astra International Tbk pada kuartal III 2016 menunjukkan penurunan di sejumlah lini perusahaan. Secara keseluruhan, perusahaan tersebut mengalami penurunan laba bersih per saham sebesar enam persen dan pendapatan bersih sebanyak empat persen. Menurut Head of Investors PT Astra International Tbk, Tira Ardianti, sektor otomotif masih menjadi andalan bisnis di Astra.
Berdasarkan laporan portofolio Astra Grup hingga 30 September 2016, sektor otomotif memberikan kontribusi terbesar terhadap laba bersih perusahaan. Sebesar 77 persen dari total pendapatan Astra Grup pada kuartal III 2016 diperoleh dari bisnis otomotif, yang mencakup penjualan mobil dan motor, komponen, jasa pemeliharaan, hingga jasa layanan keuangan (kredit). Sebanyak 23 persen merupakan kontribusi dari lini nonotomotif, seperti properti, pertambangan, agribisnis, infrastruktur dan logistik, serta teknologi informasi.
“Bisnis Astra sangat kental dengan real sector. Kondisi ekonomi akan langsung berdampak pada Astra,” kata Tira.
Tira mengatakan peluncuran beberapa produk baru sejak kuartal pertama 2016 memberikan angin segar bagi pertumbuhan market share Astra di sektor otomotif. Astra mobil mencatat peningkatan market share dari 50 persen menjadi 54 persen untuk kendaraan roda empat. Astra motor juga mengalami hal yang sama, dari 68 persen menjadi 73 persen.
Sejak Januari, Astra meluncurkan sejumlah mobil baru, di antaranya Toyota All New Fortuner (Januari), Lexus GSF (Maret), Isuzu Elf NMR (Mei), Toyota Sienta (Juli), serta BMW i8 dan Astra Daihatsu Sigra (Agustus). Enam motor baru juga diluncurkan dalam sembilan bulan terakhir, yaitu Honda CBR150R dan Honda Vario 150 eSP (Februari), Honda Supra GTR 150 (Mei), Honda CBR 250 RR (Juli), serta Honda Beat Sporty Esp dan Honda CB 150 Street Fire (Agustus).
Peningkatan signifikan juga terjadi pada bisnis komponen. Pendapatan dari sektor ini naik hingga 59 persen, mencapai Rp 284 miliar. Hingga kini, Astra Grup mencatatkan nilai bersih aset per saham senilai Rp 2.611. Kas bersih perusahaan mencapai Rp 5,5 triliun pada 30 september 2016. Cash flow perusahaan tercatat Rp 27,2 triliun. Perusahaan ini memiliki 202 perusahaan, termasuk anak perusahaan, asosiasi, dan perusahaan joint venture. Total karyawan mencapai 213 ribu orang. Market capitalization hingga 30 September 2016 tercatat sebesar 25 miliar dolar AS.