REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK -- Harga minyak dunia turun untuk sesi kelima berturut-turut pada Kamis (3/11), setelah kenaikan mengejutkan dalam persediaan minyak mentah AS yang memperdalam kekhawatiran pasar atas kelebihan pasokan global.
Harga patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember turun 68 sen menjadi menetap di 44,66 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara itu, harga patokan global, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Januari, berkurang 51 sen menjadi ditutup pada 46,35 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan dalam laporan mingguannya pada Rabu bahwa persediaan minyak mentah AS melonjak 14,4 juta barel untuk pekan yang berakhir 28 Oktober. Itu adalah kenaikan mingguan terbesar berdasarkan pada data EIA sejak 1982. Para analis percaya bahwa kenaikan mingguan besar dalam pasokan minyak mentah itu kemungkinan terkait dengan transportasi minyak dan penundaan-penundaan yang dilaporkan karena angin topan dan badai tropis bulan lalu.
Sementara itu, para pedagang tetap skeptis tentang rencana kesepakatan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk membatasi produksi mereka. Anggota OPEC mengumumkan rencana pada akhir September di Algiers untuk memangkas produksinya turun ke target yang ditetapkan tidak lebih dari 33 juta barel per hari, tetapi juga mengatakan tidak mengharapkan rencana itu berlaku sampai pertemuan di Wina pada 30 November.