Rabu 02 Nov 2016 13:17 WIB

Tahun Depan, Inflasi Inggris Bakal Capai 4 Persen

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Nidia Zuraya
Inflasi, ilustrasi
Foto: Pengertian-Definisi.Blogspot.com
Inflasi, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inflasi Inggris semester kedua tahun depan diperkirakan melambung empat kali lipat menjadi empat persen. Ini akibat terjadinya lonjakan harga dan anjloknya poundsterling, menurut National Institute for Economic and Social Research (NIESR).

Proyeksi tersebut bahkan lebih tinggi dari yang diperkirakan Agustus lalu, yaitu tiga persen. Ekonomi Inggris rentan akibat menurunnya pertumbuhan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang mendorong naiknya inflasi September 2016 menjadi satu peren, dari 0,6 persen pada Agustus 2016. Angka ini tertinggi selama dua tahun terakhir, dipicu melonjaknya harga pakaian, bensin, dan kamar hotel.

Bank Sentral Inggris diperkirakan akan meningkatkan proyeksi inflasi di laporan triwulan yang akan dibacakan Kamis pekan ini. Poundsterling anjlok terhadap dolar AS dan euro akibat Brexit.

"Penurunan tajam pada Sterling menjadi hal paling mencolok dari lanskap ekonomi Inggris sejak referendum Uni Eropa. Ini diikuti merosotnya IHK selama beberapa bulan mendatang," kata Kepala Permodelan Ekonomi Makro di NIESR, Simon Kirby, dilansir dari BBC, Rabu (2/11).

Kirby berharap fenomena ini hanya sementara, meski itu tetap membebani daya beli konsumen beberapa tahun mendatang. Inggris terakhir kalinya mecatat IHK empat persen pada 2011.

Kepala Ekonom di IHS Markit, Howard Archer menambahkan inflasi empat persen akan menekan daya beli konsumen. Pertumbuhan pendapatan domestik bruto (PDB) bisa terpukul 1,4 persen pada 2017. "Kami berharap pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa dua persen, sayangnya proyeksinya menurun, hanya 1,1 persen pada 2017," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement