Selasa 25 Oct 2016 16:57 WIB

JK: Akhir 2016 Bunga KUR Ditargetkan Turun

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Nidia Zuraya
Petugas sedang berbincang dengan debitur di kantor penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di salah satu bank penyalur KUR. ilustrasi.
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Petugas sedang berbincang dengan debitur di kantor penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di salah satu bank penyalur KUR. ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyampaikan, pemerintah akan segera menurunkan bunga untuk kredit usaha rakyat (KUR) dengan nilai yang cukup signifikan. Bahkan tak tanggung-tanggung, penurunan tersebut ditargetkan menjadi sembilan persen pada akhir tahun ini.  

"Awal tahun depan kita juga menargetkan penurunan jadi tujuh persen," katanya usai memberikan sambutan pada acara Anticorruption Summit di Graha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa (25/10).

Menurutnya bunga bank secara keseluruhan menjadi tinggi, karena bunga deposito yang juga tinggi. Sehingga pemerintah akan mengupayakan penurunan bunga bank dengan menekan suku bunga di lembaga keuangan pemerintah. Adapun BI Rate, kata JK, sudah turun menjadi 4,7 persen.

JK mengemukakan, penurunan bunga KUR dilakukan untuk mengendalikan inflasi. Saat lembaga keuangan pemerintah menurunkan bunganya, maka besaran bunga di lembaga keuangan lain akan mengikuti.

JK menyampaikan, inflasi dan kredit saling mempengaruhi. Jika nilai infl tinggi, maka bunga kredit pun akan tinggi. Di sisi lain, nilai kredit tinggi bisa jadi karena dipengaruhi inflasi yang tinggi. Sebab biaya operasional untuk produksi juga tinggi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement