REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Dunia mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama menunjukkan pertumbuhan yang positif. Pertumbuhan ekonomi yang membaik ini kemudian berpengaruh pada menurunnya angka kemiskinan.
Bank Dunia mencatat, angka kemiskinan Indonesia saat ini turun 0,4 persen dari kuartal pertama 2016. Penurunan ini dicatat Bank Dunia sebagai penurunan yang paling besar selama kurun waktu tiga tahun terakhir. Berbagai kebijakan dinilai sebagai salah satu faktor penurunan angka kemiskinan tersebut.
Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia, Rodrigo Chaves menilai beberapa kebijakan yang dicanangkan pemerintah seperti stabiltas harga beras, manajemen impor beras, dan perluasan program bantuan sosial berkontribusi terhadap hampir sepertiga dari total penurunan kemiskinan.
"Perbaikan tata kelola fiskal masih menjadi poin utama yang harus terus dilakukan oleh Indonesia untuk memperbaiki kondisi ekonomi dan kondisi masyarakat. Harga pangan, serta peningkatan pendapatan negara melalui sistem pajak yang membaik membuat Indonesia lebih sehat," ujar Rodgrigo di Gedung Energi, Jakarta, Selasa (25/10).
Rodrigo mengatakan salah satu aspek perbaikan ekonomi Indonesia juga ditopang dari program amnesti pajak atau tax amnesty. Ia menjelaskan program tax amnesty telah meraup 56,6 persen dari target akhir kuartal pertama. Angka ini kemudian meminimalisasi risiko penurunan fiskal hingga akhir 2016 ini.
Rodgrigo mencatat, meski Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan di kuartal pertama Indonesia tetap harus waspada untuk tetap menjaga konsistensi kebijakan yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah.
"Risiko fiskal memang menurun seiring dengan target efisiensi APBN dan penerimaan negara yang tinggi. Namun, pemerintah Indonesia juga perlu menjaga konsistensi dan tantangan risiko fiskal dari eksternal untuk tetap mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang terus membaik," ujar Rodrigo.