REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak dunia berakhir melemah tajam pada Kamis (20/10) atau Jumat (21/10) pagi WIB, karena investor melakukan aksi ambil untung setelah membukukan kenaikan kuat baru-baru ini.
Pada Rabu (19/10), harga minyak melonjak, dengan minyak AS mencapai tertinggi 15-bulan, karena data resmi menunjukkan penurunan mingguan besar mengejutkan dalam persediaan minyak mentah di Amerika Serikat. Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan dalam laporan mingguannya pada Rabu (19/10) bahwa persediaan minyak mentah AS turun 5,2 juta barel menjadi total 468,7 juta barel dalam seminggu yang berakhir 14 Oktober.
Sejak Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengusulkan pemotongan atau pembekuan produksi pertama dalam delapan tahun terakhir pada bulan lalu, harga minyak telah naik sekitar 15 persen hingga Rabu (19/10).
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November turun 1,17 dolar AS menjadi menetap di 50,43 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent untuk pengiriman Desember turun 1,29 dolar AS menjadi ditutup pada 51,38 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.