Selasa 18 Oct 2016 09:42 WIB

Singkong Petani di Lampung Hanya Dihargai Rp 350 per Kilogram

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Ilham
Petani panen singkong (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani
Petani panen singkong (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Pemerintah belum bisa berbuat banyak untuk menyejahterakan petani singkong (ubi kayu) di Lampung. Singkong petani untuk kebutuhan industri sejumlah pabrik tapioka di Lampung hanya dihargai Rp 350 per kilogram.

Sejumlah petani singkong di Lampung Tengah dan Lampung Timur tidak bisa berkutik dengan harga yang terus anjlok belakangan ini. Para petani terpaksa melepas produksi panen singkongnya ke penampung dengan harga tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan.

“Kami tak bisa tahan singkong yang sudah menumpuk. Harga Rp 350 per kg terpaksa kami relakan juga,” kata Yanto, petani singkong di Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah, Senin (18/10), petang.

Biasaya ia menjual singkong basahnya seharga Rp 1.200 per kg. Namun, belakangan anjlok pada kisaran Rp 500–600 per kg. Anjloknya harga singkong di Lampung, menurut dia, karena masuknya impor singkong asal Vietnam, yang menawarkan harga bersaing dengan singkong lokal. Hingga akhinya sampai pada harga Rp 350.

Menurut dia, harga sekarang tidak menguntungkan petani. Petani yang sudah beralih menanam singkong dari sebelumnya bertanam karet, karena harganya menggiurkan, ternyata juga tidak kunjung sejahtera. “Dulu banyak yang menebang pohon karetnya, lalu pindah tanam singkong karena harganya tinggi. Tapi sekarang sama saja,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement