REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak dunia berakhir lebih tinggi pada Senin (10/10), setelah Rusia mengatakan siap untuk membatasi produksi minyak mentahnya.
"Rusia siap bergabung dalam langkah-langkah bersama untuk membatasi produksi dan meminta eksportir minyak lainnya untuk melakukan hal yang sama," kata Presiden Rusia Vladimir Putin di Kongres Energi Dunia di Istanbul. "Dalam situasi saat ini, kita berpikir bahwa pembekuan atau bahkan memotong produksi minyak mungkin satu-satunya keputusan yang tepat untuk menjaga stabilitas di pasar energi global," katanya.
Harga minyak telah naik lebih dari 11 persen sejak Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mencapai kesepakatan pada 28 September untuk memangkas produksi minyak mentah. Hal itu merupakan yang pertama kalinya dalam delapan tahun terakhir. Para menteri bidang minyak kelompok itu diharapkan akan menuntaskan rincian akhir dari kesepakatan tersebut pada pertemuan organisasi mereka 30 November di Wina.
Harga patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November naik 1,54 dolar AS menjadi menetap di 51,35 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, tingkat tertinggi untuk 2016. Sementara itu, harga patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman Desember naik 1,21 dolar AS menjadi ditutup pada 53,14 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange, harga penutupan tertinggi sejak Juli 2015.