REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Jumat (7/10) pagi bergerak melemah sebesar 10 poin menjadi Rp 12.989, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 12.979 per dolar AS.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan bahwa mata uang rupiah bergerak melemah, namun terlihat masih terbatas seiring dengan adanya harapan akan membaiknya kondisi ekonomi di dalam negeri. "Nilai tukar rupiah masih tertolong sehingga tidak terdepresiasi terlalu dalam seiring dengan adanya sentimen amnesti pajak yang memberikan harapan positif bagi pertumbuhan ekonomi domestik ke depan," katanya.
Di sisi lain, ia menambahkan bahwa melemahnya mata uang domestik juga seiring dengan antisipasi pelaku pasar uang menjelang rilis beberapa data ekonomi di Amerika Serikat yang diproyeksikan membaik. "Situasi itu kembali membuka sentimen 'hawkish' dari pejabat bank sentral AS (The Fed) untuk menaikan suku bunga acuannya," katanya.
Sementara itu, Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan bahwa sinyal ruang penguatan rupiah mulai terbatas menyusul pernyataan Bank Indonesia yang menilai fluktuasi rupiah yang kuat terhadap kurs lain tidak baik. Kendati demikian, kata dia, mata uang rupiah masih stabil di bawah level Rp 13 ribu per dolar AS, itu menandakan adanya faktor domesik yang sangat positif sehingga dapat meredam ketidakpastian global.