Kamis 06 Oct 2016 18:25 WIB

Pengusaha Cina Bisa Investasi di Pulau Terluar Indonesia

Rep: Muhammad Nursyamsi / Red: Budi Raharjo
Investasi di pulau (ilustrasi)
Foto: dok Primoland
Investasi di pulau (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Direktur Kerja Sama Dunia Usaha Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indra Darmawan menjelaskan, Provinsi NTB memiliki potensi besar untuk meraih banyak investor dari Cina. Ia mengungkapkan, investor asal Cina bisa menanamkan modalnya di pulau terluar Indonesia hingga sebesar 600 juta dolar AS.

"Maka di NTB yang memiliki infrastruktur baik, pemerintah lokal sangat mendukung, dan pemandangan yang indah, bayangkan apa yang bisa dicapai oleh Provinsi NTB dengan investasi dari Tiongkok," ujarnya dalam Forum Kerja Sama Investasi Daerah Provinsi NTB dan Seminar Promosi Investasi Wilayah Konsulat Jenderal (Konjen) Republik Rakyat Cina (RRC) di Hotel Santika, Kota Mataram, NTB, Kamis (6/10).

Hal ini juga ditambah dengan hubungan yang sangat baik dilihat dari konglomerat Cina seperti pemilik Ali Baba yang diangkat menjadi penasihat oleh Presiden Joko Widodo untuk pengembangan e-Commerce.

Sementara itu, Ketua Kadin Pengusaha Cina di Indonesia Zhang Min menjelaskan, Kadin Pengusaha Cina di Indonesia adalah lembaga non profit yang menaungi perusahaan-perusahaan terbaik dari Cina. Menurut data statistik, ia paparkan, jumlah perusahaan dari Cina yang investasi di Indonesia sebanyak 1.000 investor.

 

"Saat ini Cina menjadi mitra perdagangan terbesar di Indonesia dan menjadi negara yang menanamkan modal terbesar nomor empat di Indonesia," ucapnya.

Atase Perdagangan Kedutaan pengusaha Cina Wang Li Ping menyampaikan, ada satu fenomena bahwa megaproyek seringkali ada di Jakarta. Oleh karena itu, ia antusias menghadiri acara ini yang membawa 20 perusahaan dari Negeri Tirai Bambu tersebut. "Saya harap tahun depan Kadin (Cina) dapat membawa lebih banyak pengusaha Cina untuk berinvestasi di Indonesia terutama di NTB," ungkapnya.

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement