REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyelenggarakan pelatihan pengelolaan keuangan dalam rangka meningkatkan pemahaman Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) tentang pengelolaan keuangan di Kota Mataram, pada Rabu (5/10) dan Kamis (6/10).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi NTB Prijono berharap, pelatihan tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan UMKM, khususnya di Kota Mataram, NTB. Ia menyampaikan, UMKM dikenal sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia. Namun, dalam usaha untuk meningkatkan kapasitas usahanya, UMKM banyak menemui tantangan, salah satunya adalah terkait dengan modal usaha.
Untuk mengelola modal, UMKM membutuhkan pengetahuan pengelolaan keuangan yang cukup, baik pengelolaan pendapatan maupun pola belanja.
Ia melanjutkan, keberhasilan suatu usaha sangat dipengaruhi oleh cara manajemen mengelola keuangan antara lain dalam hal menyusun arus kas, membuat rencana keuangan, membedakan kebutuhan dan keinginan serta budaya menabung.
Ia juga menekankan pentingnya pengetahuan pengelolaan keuangan yang baik, tidak hanya bagi UMKM tapi bagi seluruh lapisan masyarakat. Dari sisi pengendalian inflasi, data menunjukan, komoditas cabai menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi pada Januari, Februari dan Maret 2016 dan dikenal sebagai salah satu komoditas volatile food penyumbang inflasi utama sejak lama di Provinsi NTB.
Oleh karena itu, BI Perwakilan NTB melakukan inisiatif penanaman cabai pada demonstration plot (demplot) menggunakan total organik yang penanamannya dilakukan di musim kemarau dan panennya diperkirakan menjelang musim hujan sehingga pasokan cabai tetap terjaga dan harga cabai diharapkan tetap stabil.
"Dengan diselenggarakannya pelatihan ini, diharapkan UMKM Provinsi NTB, utamanya di Kota Mataram dapat terpacu untuk mengelola keuangan dengan lebih baik, sehingga kapasitas usaha dapat dikembangkan lebih jauh dan berujung pada kesejahteraan masyarakat," lanjutnya.