REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan penguatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan vokasi sangat penting untuk meningkatkan daya saing Indonesia.
"Kita sadar sumber daya manusia kita sangat lemah kompetensinya. Untuk itu, pemerintah berupaya untuk mengembangkan pendidikan vokasi," kata Darmin di Jakarta, Rabu (5/10).
Darmin menjelaskan salah satu profesi yang bisa berkembang melalui pendidikan kejuruan ini adalah juru ukur, yang jumlahnya masih terbatas, padahal pemerintah sedang mendorong pembangunan infrastruktur seperti pembangkit listrik dan jalan raya.
"Kita sedang menyiapkan tanah untuk pengadaan listrik 35 ribu megawatt, maka profesi juru ukur ini penting untuk proses sertifikasi tanah di desa. Ini yang sedang kita didik," katanya.
Untuk itu, Darmin menambahkan pemerintah sedang menyusun standar kompetensi yang jelas untuk mendorong kualitas lulusan pendidikan vokasi agar sumber daya manusia bisa bersaing di tingkat regional maupun global dalam jangka panjang.
Ia mengharapkan peningkatan sumber daya manusia yang didukung kebijakan deregulasi serta pembangunan infrastruktur, bisa memberikan penguatan daya tahan ekonomi domestik agar tidak terpengaruh oleh perlambatan ekonomi dunia.
"Kita bisa menyiapkan pendidikan vokasi besar-besaran, karena tanpa itu kita tidak bisa kemana-mana, meskipun sudah menyiapkan deregulasi dan pembangunan infrastruktur," kata Darmin.
Sebelumnya, Forum Ekonomi Dunia (WEF) merilis laporan Indeks Daya Saing Global (GCI) 2016-2017 yang menurunkan peringkat Indonesia ke 41 dari sebelumnya 37, atau turun empat peringkat dari laporan CGI periode 2015-2016.
Pemeringkatan GCI tersebut dilakukan berdasarkan 12 pilar, dan peringkat daya saing Indonesia menurun karena kontribusi dari pilar kesehatan dan pendidikan serta efisiensi pasar ketenagakerjaan masih rendah.