REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak berfluktuasi dalam kisaran ketat pada Jumat waktu New York atau Sabtu (1/10) WIB. Investor berhati-hati setelah kenaikan kuat baru-baru ini didorong oleh kesepatan pengurangan produksi di antara anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).
Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November bertambah 0,41 dolar AS menjadi menetap di 48,24 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Namun harga minyak sedikit lebih rendah di perdagangan London, gagal menembus ambang batas 50 dolar AS per barel.
Patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman November turun 0,18 dolar AS menjadi ditutup pada 49,06 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. OPEC pada Rabu (28/9) mencapai kesepakatan "bersejarah" untuk memangkas produksi minyak mereka dari 33,24 juta barel per hari ke kisaran 32,5 juta hingga 33 juta barel per hari, menandai kesepakatan pemotongan produksi pertama di antara anggota OPEC dalam delapan tahun terakhir.
Sentimen optimis atas kesepakatan OPEC telah mendorong harga minyak menguat lebih dari tuju persen dalam dua sesi terakhir. Namun, beberapa analis mengatakan masih ada ketidakjelasan atas rinciannya, serta risiko kesepakatan bisa menyelesaikan masalah. Sementara itu, jumlah rig yang beroperasi di ladang-ladang AS naik tujuh rig menjadi 425 rig pada pekan ini.