REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sedang menjajaki kerja sama dengan Malaysia di berbagai sektor, termasuk pariwisata. Tak tanggung-tanggung, perusahaan besar yang bergerak di berbagai bidang seperti energi, logistik, transportasi, dan properti, Al-Bukhari Group pun ikut menyampaikan ketertarikan menanamkan modalnya di provinsi berjuluk Pulau Seribu Masjid tersebut.
"Pak Dubes (Malaysia) mengatakan, ya sudah, cukuplah Indonesia dan Malaysia itu hubungannya hanya TKI, sekarang harus meningkat menjadi investasi yang nyata," katanya usai bertemu Duta Besar Malaysia untuk Indonesia,
Dato Seri Zahrain Mohamed Hasyim di kantornya, Jalan Pejanggik Nomor 12, Kota Mataram, NTB, Jumat (30/9).
Gubernur NTB, Muhammad Zainul Majdi menambahkan, Malaysia juga tertarik berinvestasi dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika yang sedang dikembangkan PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC). Menurutnya, rombongan Dubes Malaysia sudah melihat secara langsung sejumlah potensi yang dimiliki NTB.
"Saya sangat apresiasi, beliau bersedia datang dan kemudian melihat potensi secara langsung, mudah-mudahan bisa segera terealisasi," lanjutnya.
Apabila diperlukan, Zainul Majdi siap berkunjung ke Malaysia untuk menindaklanjuti pertemuan ini. "Saya ke luar negeri kalau betul-betul urgent ya, kalau masih bisa diwakilkan ya diwakilkan," ungkapnya.
Ia menambahkan, Pemprov NTB akan membantu para investor jika mau berinvestasi dengan sejumlah insentif. Apabila investasi dalam KEK, sudah diatur dalam Peraturan Presiden dan Undang-undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus. "Kalau di luar KEK, tentu yang kita bisa tawarkan adalah fasilitasi untuk kemudahan regulasi, termasuk juga kalau misalnya membutuhkan pembebasan lahan, kita siap memediasi dengan masyarakat, supaya prosesnya bisa berjalan dengan baik," katanya menambahkan.