Kamis 29 Sep 2016 03:15 WIB

Prospek Industri Tambang di Indonesia Dinilai Masih Cerah

Rep: Frederikus Bata/ Red: Dwi Murdaningsih
Pekerja mengumpulkan batu kumbung untuk bahan bangunan yang ditambangan di Desa Blumbungan, Larangan, Pamekasan, Jatim, Kamis (31/3).
Foto: Antara/Saiful Bahri
Pekerja mengumpulkan batu kumbung untuk bahan bangunan yang ditambangan di Desa Blumbungan, Larangan, Pamekasan, Jatim, Kamis (31/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Perhimpunan Ahli Tambang Indonesia, Tino Ardiyanto (Perhapi) mengatakan industri tambang di tanah air masih memiliki prospek yang jelas. Toni menegaskan dalam kehidupan modern kebutuhan dari sektor tersebut terus meningkat.

"Anda butuh baju, baju dibuat dari jarum, jarum bahan bakunya dari tambang," kata Tino beranalogi, kepada wartawan di hotel Century Park, di Jakarta, Rabu (28/9).

Tino menuturkan tentang potensi sumber daya alam di Indonesia. Indonesia masih menjadi pemain utama dalam industri pertambangan global.

Produksi batu bara, tembaga, emas, timah dan nikel yang signifikan membuat Indonesia menjadi salah satu ekportir batubara termal terbesar di dunia. "Itu semua ada di Indonesia, kenapa ragu. Tapi semua harus terstruktur," ujar Tino.

Pada 19 sampai 21 Oktober 2016, Reed Panorama Exhibitions (RPE) menyelenggarakan pameran dua tahunan Mining and Engineering Indonesia 2016 di Jakarta International Expo. Sebanyak 90 perusahaan dari 10 negara akan mengikuti pameran tersebut.

"M&E Indonesia acara yang wajib dihadiri perusahaan, organisasi, dan mereka yang tertarik melakukan bisnis di Indonesia," tutur Tino.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement