Rabu 10 Dec 2025 13:50 WIB

MIND ID Genjot Hilirisasi Mineral Tingkatkan Daya Saing RI

Produk tambang Indonesia kini tidak hanya menopang kebutuhan domestik.

Rep: Frederikus Dominggus Bata/ Red: Satria K Yudha
Departemen Head of Downstream & Mineral Ecosystem Energy MIND ID Novi Muharam menyampaikan paparan saat Panel Discussion I: Kemandirian Energi untuk Kamu, Dia, dan Bumi Kita dalam acara Rembuk Energi dan Hilirisasi 2025 di Pos Bloc, Jakarta, Rabu (10/12/2025).
Foto: Prayogi/Republika
Departemen Head of Downstream & Mineral Ecosystem Energy MIND ID Novi Muharam menyampaikan paparan saat Panel Discussion I: Kemandirian Energi untuk Kamu, Dia, dan Bumi Kita dalam acara Rembuk Energi dan Hilirisasi 2025 di Pos Bloc, Jakarta, Rabu (10/12/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kepala Departemen Downstream & Mineral Ecosystem MIND ID, Novi Muharam, menegaskan bahwa hilirisasi mineral menjadi fondasi strategis bagi Indonesia untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam sekaligus memperkuat posisi di pasar global. Ia menekankan, produk tambang Indonesia kini tidak hanya menopang kebutuhan domestik, tetapi telah masuk ke rantai pasok industri teknologi dunia.

Berbicara dalam Rembuk Energi dan Hilirisasi 2025 di Jakarta, Rabu (10/12/2025), Novi menjelaskan bahwa hampir seluruh perangkat modern bergantung pada mineral yang dihasilkan Indonesia. “Ponsel yang dipakai teman-teman hari ini, ini adalah produk tambang. Di dalam ponsel ada timah. Saat pegang casing-nya itu aluminium titanium. Baterainya ada kobalt, ada nikel, ada litium. Kacanya itu ada silika. Semikonduktornya itu dari silikon,” ujarnya.

Baca Juga

Novi menyebut hilirisasi bukan sekadar kebijakan industrialisasi, melainkan langkah strategis yang sejalan dengan Asta Cita dan kebutuhan membangun ekonomi berbasis mineral. “Produk-produk tambang hari ini bernilai karena dihasilkan di dalam negeri. Kami berkolaborasi juga dengan pemain global,” katanya.

Ia menegaskan bahwa MIND ID, sebagai BUMN yang menjalankan mandat hilirisasi mineral, mendorong integrasi proses dari hulu hingga hilir di seluruh entitasnya. Antam memproduksi nikel, bauksit, dan logam mulia; Inalum mengolah aluminium dengan energi hidro; Freeport Indonesia menghasilkan tembaga dan emas dengan kapasitas ekspor besar; sementara Bukit Asam mengelola salah satu cadangan batu bara terbesar di Indonesia.

Menurut Novi, hilirisasi mineral tidak hanya menambah nilai ekonomi, tetapi memperkuat daya saing industri nasional, mulai dari baterai kendaraan listrik hingga material untuk perangkat elektronik. Salah satu produk yang kini masuk pasar internasional adalah aluminium bersertifikat hijau dari Inalum yang digunakan untuk casing elektronik dan komponen baterai.

Ia menambahkan, strategi hilirisasi juga memperluas dampak pembangunan ke berbagai daerah, termasuk Maluku Utara dan Sulawesi Tengah yang tumbuh sebagai pusat industri berbasis mineral. “Hilirisasi memperkuat Indonesia di kancah global sekaligus mendukung penciptaan lapangan kerja dan pemerataan investasi,” kata Novi.

Novi menutup dengan menegaskan bahwa langkah MIND ID ini merupakan bagian dari komitmen Indonesia menjadi pemain kunci dalam industri hilir mineral dunia. Produk tambang tidak lagi berhenti sebagai komoditas ekspor, tetapi menjadi motor inovasi dan pembangunan industri nasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement