Rabu 21 Sep 2016 18:33 WIB

Jokowi: Penyaluran Subsidi dan Bansos Jangan Berbentuk Tunai

Rep: satria kartika yudha/ Red: Budi Raharjo
Dana Bansos (ilustrasi)
Foto: Antara
Dana Bansos (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar penggunaan identitas tunggal dalam program subsidi dan bantuan sosial (bansos) segera direalisasikan. Menurut Jokowi, sistem ini akan membuat pemberian subsidi dan bansos semakin tepat sasaran. 

Jokowi mengatakan, perbaikan database penerima manfaat harus menjadi perhatian utama pemerintah dalam menyalurkan subsidi. "Ini penting sekali untuk segera direalisasikan penggunaan identitas tunggal," kata Jokowi dalam rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (21/9). 

Kata Jokowi, bantuan yang tepat sasaran sangat penting agar dapat mempercepat mengurangi tingkat kemiskinan dan ketimpangan. Karena itu, Jokowi menilai perlu dilakukan perbaikan secara menyeluruh dalam hal perencanaan, pembiayaan, sampai dengan penyalurannya. 

Selain penerapan identitas tunggal, Jokowi juga menginginkan agar pemberian subsidi dan bansos dilakukan dalam bentuk nontunai melalui perbankan dan terintegrasi dalam satu kartu. "Sistem penyaluran yang dipakai harus langsung ke masyarakat penerima manfaat," ujar Jokowi. 

Jokowi mengatakan program subsidi dan bansos harus terus ditingkatkan kualitasnya karena jumlah yang dianggarkan dalam APBN tidak sedikit. Dalam APBN Perubahan 2016, belanja subsidi mencapai 177,8 triliun atau sekitar 13,6 persen dari total belanja pemerintah pusat. Dari jumlah tersebut, sebesar 94,4 triliun dialokasikan untuk subsidi energi. Sedangkan 83,4 persen untuk subsidi nonenergi. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement