Selasa 20 Sep 2016 18:33 WIB

Pasar Semen Dalam Negeri Kelebihan Pasokan

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nidia Zuraya
Pekerja mengemas semen ke dalam karung di pabrik semen milik PT Semen Indonesia (Persero) Tbk di Sumber Arum, Kerek, Tuban, Jawa Timur.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Pekerja mengemas semen ke dalam karung di pabrik semen milik PT Semen Indonesia (Persero) Tbk di Sumber Arum, Kerek, Tuban, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- ‎Makin bertambahknya pabrik semen tidak diimbangi dengan jumlah penyerapan semen secara nasional. Hal ini membuat semen yang diproduksi di dalam negeri menumpuk.

Ketua Asosiasi Semen Indonesia Widodo Santoso mengatakan, produksi Semen pada 2016 diprediksi akan mencapai 90 juta ton. Angka ini naik 11 juta ton dibandingkan 2015. Sebab pada 2015 ada empat pabrik baru yang beroperasi dan hasil produksinya bertambah pada 2016.

"Naiknya produksi 11 juta ton. Tapi peningkatan konsumsi semen sedikit, hanya tiga ton. Ini hanya nambah stok saja, tapi penjualan kurang. Over supply namanya," kata Widodo dalam sebuah diskusi di Jakarta, Selasa (20/9).

Menurut Widodo, untuk perusahaan semen besar khususnya milik BUMN mungkin telah memiliki pasarnya sendiri, khususnya melalui pembangunan infrastruktur yang dibangun pemerintah. Namun perusahaan swasta masih kesulitan melempar produk ke masyarakat, karena pasar masih lesu. Dengan kemungkinan produksi mencapai 100 Juta ton pada 2017, nilai ini akan kembali menambah stok semen industri dalam negeri.

Mengandalkan ekspor pun saat ini dinilai sulit. Sebab sejumlah negara penghasil semen seperti Thailand, Jepang atau negara tetangga lainnya juga mengalami kelebihan stok Pangsa pasar ekspor harus berebut‎ dan ini membuat kondisi pasar global untuk semen tidak sehat. Meski Indonesia masih melakukan ekspor ke beberapa negara seperti Bangladesh, Srilangka dan Timur Tengah, jumlahnya tidak begitu banyak sekitar dua juta ton.

Untuk itu, Asosiasi Semen Indonesia telah mengajukan surat ke Kementerian perindustrian dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) agar tidak mengijinkan dulu pembangunan pabrik semen. Karena pembangunan pabrik baru dipastikan bakal menambah suplai semen semakin bertumpuk.

"Ya memang belum ada keputusan secara resmi. Tapi kalau dari responnya ini sudah baik," paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement