Senin 26 Aug 2019 19:23 WIB

Datangi KPPU, Andre Rosiade Jelaskan Pabrik Semen Asal Cina

Perusahaan semen Cina diduga melakukan jual rugi di pasar semen Indonesia.

Politisi Partai Gerindra Andre Rosiade
Foto: Ronggo Astungkoro/Republika
Politisi Partai Gerindra Andre Rosiade

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPR RI terpilih periode 2019-2024, Andre Rosiade memenuhi undangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) terkait dugaan pelanggaran UU yang dilakukan perusahaan semen asal Cina menggunakan sistem predatory pricing atau jual rugi di pasar semen Indonesia. “Hari ini saya diundang KPPU untuk klarifikasi bukti-bukti permulaan dugaan pelanggaran UU Nomor 5 Tahun 1999 pasal 20 tentang aktivitas jual rugi (predatory pricing) yang dilakukan oleh pabrik semen asal Cina” kata Andre di Kantor KPPU, Senin (26/8).

Didampingi rekan-rekan dari Federasi Serikat Pekerja Industri Semen Indonesia (FSP ISI), Andre menjelaskan, terdapat sinyal jual rugi yang dilakukan semen Cina dengan indikasi perbedaan harga yang sangat jauh antarproduk semen lokal dengan semen pabrikan Tiongkok. Padahal, menurut dia, komponen bahan, sistem pembuatan dan biaya produksi relatif sama. Memang secara rata-rata biaya produksi semen lokal lebih mahal salah satunya karena komponen upah buruh yang berbeda antara pabrik lokal dengan pabrik asal Cina. 

Baca Juga

“Namun, bila dihitung dalam skala ekonomi perbedaan ini tidak terlalu signifikan. Tapi kok selisih harganya bisa begitu jauh? Ini ada apa?” jelasnya.  

Tak luput, politisi Partai Gerindra ini mengapresiasi kinerja KPPU yang menindaklanjuti laporannya tersebut. Dia berharap nantinya akan ada hasil yang baik bagi perusahaan semen nasional melalui proses di KPPU.  

"Saya berharap proses penyelidikan yang dilakukan segera rampung sehingga kita bisa mengetahui secara jelas dugaan pelanggaran pasal 20 UU Nomor 5 Tahun 1999 sehingga industry strategis kita bisa selamat dari marabahaya," kata Andre.

Andre menerangkan, saat ini pemanfaatan pabrik semen di Indonesia hanya sekitar 65 persen dari kapasitas terpasang. Hal ini karena kondisi oversupply pasar semen nasional. "Sejak 2015 pemerintah gencar memberikan izin pembangunan pabrik semen baru. Pabrik-pabrik semen baru ini didominasi oleh pabrik semen asal Tiongkok. Pemain baru tersebut antara lain Conch Cement, Jui Shin, Panasia, Haohan, Hippo/Sun Fook, dan Hongshi," ujar Andre.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement