Jumat 16 Sep 2016 14:48 WIB

Indonesia Bisa Jadi Negara Ekonomi Terkuat Dunia, Asalkan...

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nidia Zuraya
Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia memiliki kondisi lingkungan yang baik untuk lahan pertanian. Bahkan, Indonesia menjadi negara kedua dengan lahan tropis terbaik di dunia setelah Brasil.

Untuk itu, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes-PTT) Eko Putro Sanjoyo mengatakan pentingnya pengembangan pertanian di Indonesia. Sebanyak 80 persen dari masyarakat desa hidup dari bercocok tanam. Desa-desa di Indonesia pun cukup beragam.

"Ada desa terluar, desa kaya, desa miskin, desa padat penduduk, desa kurang penduduk, desa rawan bencana, desa rawan konflik. Banyak juga desa yang sudah sukses," ujar Eko saat ditemui di kantor Kementerian Pertanian, Jumat (16/9).

Desa yang sukses itu menurutnya memiliki satu kesamaan yakni  fokus terhadap satu produk unggulan tertentu dengan skala ekonomi yang cukup baik. Lebih dari 100 juta lapangan kerja ada di desa, menurut Eko, jika rata-rata setiap pekerja memiliki pendapat Rp 2 juta per bulan, maka akan ada uang yang beredar sebesar Rp 200 triliun setiap bulan.

Ia mengatakan, memiliki income Rp 2 juta per bulan akan menimbulkan consumption effect sebesar lima kali. Jika hal itu terjadi, maka akan ada uang Rp 1.000 triliun per bulan atau Rp 12 ribu triliun per tahun.

"Itu enam kali dari APBN kita sekarang. Kalau itu bisa terjadi, Indonesia yang kini berada di posisi 16 kekuatan ekonomi dunia dengan total GDP kira-kira 900 miliar dolar AS, akan naik menjadi 2.000 miliar dolar AS. Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi antara nomor enam sampai nomor delapan di dunia," jelas Eko.

Dengan merangkul Kementerian Pertanian, ia yakin desa-desa di Indonesia akan mampu mengembangkan potensi produk pertanian mereka. "Skala ekonomi yang cukup, dengan terintegrasi, tidak ada lagi ego sektoral jadi semua kementerian sama-sama fokus untuk perikanan, pertanian, pariwisata di desa-desa," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement