Sabtu 10 Sep 2016 12:08 WIB

Pilih Jack Ma Sebagai Penasihat, Pemerintah Indonesia Diminta Hati-Hati

Pendiri perusahaan Alibaba, Jack Ma.
Foto: AP
Pendiri perusahaan Alibaba, Jack Ma.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah diharapkan hati-hati dalam memilih sosok yang dijadikan sebagai penasehat sektor e-commerce untuk Republik Indonesia.

"Jika mau jadi penasihat boleh saja. Akan tetapi harus sebatas mengarahkan, bukan menguasai," kata pakar pemasaran digital Anthony Leong dalam rilis di Jakarta, Sabtu (10/9).

Anthony yang merupakan fungsionaris Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) itu mengemukakan hal itu terkait dengan wacana pebisnis internet sukses asal Cina Jack Ma yang dijadikan sebagai penasehat e-commerce Indonesia. 

Menurut Anthony, hal tersebut dikhawatirkan mengancam kelangsungan ekosistem industri start up (rintisan) lokal, dan jangan sampai industri rintisan Indonesia dikuasai oleh Jack Ma.

Anthony sepakat bila yang dikedepankan ialah pengkolaborasian atau bersinergi satu sama lain, tetapi dengan catatan jangan sampai pengusaha di Tanah Air juga menjadi pecundang. 

"Sinergi harus dikolaborasikan. Ekspansi diiringi sinergi itu lebih fair. Startup Indonesia tetap harus dipegang oleh kita sendiri. Meski ada nama besar bukan berarti mereka dengan suka hati menguasai perekonomian Indonesia," kata Anthony yang juga Komisaris PT Indo Menara Digital.

Jack Ma, yang memiliki nama asli Ma Yun, adalah pebisnis Cina yang merupakan pendiri dan CEO Grup Alibaba, usaha berbasis internet yang terkemuka di Cina. Grup Alibaba yang antara lain menyediakan jasa pembayaran elektronik dan mesin pencari barang belanja, menghubungkan manufaktur Cina dengan dunia luar.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement