Sabtu 10 Sep 2016 07:48 WIB

Bank BUMN Kini Punya Anak Usaha Switching ATM

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
 Pekerja sedang memasang unit baru ATM Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara) di perkantoran, Jakarta, Senin (7/12).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Pekerja sedang memasang unit baru ATM Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara) di perkantoran, Jakarta, Senin (7/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Himpunan Bank-bank Milik Negara (Himbara) bersepakat untuk menyinergikan sistem pembayaran dengan menggandeng PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom). Nantinya sinergi ini bakal menghemat biaya hingga Rp 6,8 triliun per tahun dalam pengelolaan Anjungan Tunai Mandiri (ATM).

Himpunan yang beranggotakan Bank Mandiri, BRI, BNI, Serta BTN ini mengajak Telkom membentuk perusahaan prinsipal yang akan memfasilitasi proses switching transaksi di antara bank-bank tersebut. Diharapkan pula, prinsipal bisa memegang peranan utama dalam pembentukan ekosistem dari Nasional Payment Gateaway (NPG).

Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Himbara dan Telkom dilakukan oleh Direktur Utama BRI Asmawi Syam, Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama BNI Achmad Baiquni, Direktur Utama BTN Maryono, serta Direktur Utama Telkom Alex J Sinaga di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (9/9).

Dalam kesempatan tersebut Menteri BUMN Rini Soemarno,  mengatakan, sinergi ini dapat meningkatkan efisiensi transaksi perbankan dan kedaulatan sistem pembayaran di Indonesia. "Dengan adanya NPG maka kontrol terhadap transaksi domestik khususnya alat pembayaran menggunakan kartu domestik yaitu kartu debit dan kartu kredit juga dapat dilaksanakan di dalam negeri," jelasnya.

Menurutnya, sinergi bisa juga mengurangi ketergantungan terhadap prinsipal asing seperti Visa dan Mastercard. Rini pun menargetkan sinergi antar bank pelat merah dapat menghemat devisa dari berkurangnya pembayaran fee terhadap prinsipal asing.

Berdasarkan data Bank Indonesia sendiri, jumlah transaksi kartu debit naik 153 persen dari 138 juta transaksi di 2011 menjadi 349 juta di 2015. Diperkirakan jumlah itu bakal tumbuh 217 persen menjadi 1,1 miliar pada 2020.

Kemudian jumlah transaksi kartu kredit pada 2015 mencapai 281 juta transaksi, tumbuh 34 persen dibandingkan 2011. Pada 2020 mendatang diprediksi meningkat 45 persen menjadi 407 juta.

Saat ini Himbara saling bekerja sama untuk mewujudkan sinergi infrastruktur ATM dan Electronic Data Capture (EDC). Tahun ini diharapkan pula sebanyak 10 ribu ATM dan 10 ribu EDC Himbara sudah beroperasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement