Selasa 06 Sep 2016 21:16 WIB

Ketua OJK: Unit Khusus Penahan Kredit Macet tak Diperlukan

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Budi Raharjo
 Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad menjadi pembicara dalam bedah buku
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad menjadi pembicara dalam bedah buku "Sustainable Financing" di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (4/12). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad menilai industri perbankan sudah mulai membaik. Hal ini tercermin dari kualitas penyaluran kredit perbankan yang membaik meski pada akhir Juli 2016 posisi kredit yang disalurkan perbankan lebih kecil dari bulan sebelumnya.

Tercatat pada Juli 2016, posisi kredit yang disalurkan perbankan sebesar Rp 4.168,4 triliun atau tumbuh sebesar 7,7 persen (year on year/yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 8,2 persen (yoy).

"Secara kuantitas turun, tapi NPL (rasio kredit bermasalah) membaik. Bank konsolidasi sehingga penyaluran lebih selektif," ujar Muliaman saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (6/9).

Oleh karena itu ia menilai, tidak diperlukan unit khusus untuk menahan laju NPL. Tercatat pada Juli 2016 NPL industri perbankan berada di level 3,05 persen, membaik dari bulan sebelumnya di 3,1 persen.

Melihat situasi membaiknya penyaluran kredit ini, OJK berencana akan merevisi proyeksi pertumbuhan kredit. Sebelumnya otoritas memproyeksi pertumbuhan kredit akan berada di kisaran 10-12 persen hingga akhir tahun 2016.

"Saya tunggu akhir september, saya sedang evaluasi implementasi Rencana Bisnis Bank (RBB) dari masing-masing  bank. Secara year to date memang masih rendah, tapi seberapa rendah kita masih evaluasi," ujarnya.

Apabila implementasi RBB berjalan dengan baik, maka pertumbuhan kredit hingga akhir tahun dapat mencapai 11 persen. Terkait Dana Pihak Ketiga (DPK), ia menilai pada Semester II DPK akan merambat naik. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement