Selasa 23 Aug 2016 07:59 WIB

Harga Minyak Dunia Jatuh Setelah Naik Tajam

Harga uMinyak Dunia Turun - ilustrasi
Foto: blogspot.com
Harga uMinyak Dunia Turun - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak dunia ditutup lebih rendah pada Senin (22/8) atau Selasa (23/8) pagi WIB, setelah harga minyak mentah di pasar Amerika Serikat (AS) membukukan keuntungan mingguan terbaik dalam lebih dari lima bulan terakhir.

Patokan harga AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September turun 1,47 dolar AS menjadi menetap di 47,05 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent untuk pengiriman Oktober berkurang 1,72 dolar AS menjadi ditutup pada 49,16 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Kedua kontrak, minyak mentah AS dan minyak mentah Brent, bertambah sekitar 15 persen dalam tujuh sesi terakhir karena spekulasi bahwa Arab Saudi dan anggota lain dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada bulan depan akan senyetuji kesepakatan pembekuan (pembatasan) produksi dengan anggota non yang dipimpin oleh Rusia.

Harga minyak berada di bawah tekanan pada Senin di tengah rencana pengiriman minyak mentah Irak yang lebih besar, gencatan senjata antara pemberontak dan pemerintah di Nigeria serta peningkatan jumlah rig minyak AS yang beroperasi.

Irak, produsen terbesar kedua OPEC, akan meningkatkan ekspor minyak mentah sebesar lima persen dalam beberapa hari ke depan menyusul kesepakatan dimulainya kembali pengiriman dari tiga ladang minyak di Kirkuk, menurut laporan media, Ahad (21/8).

Bloomberg melaporkan bahwa pengiriman dari tiga ladang minyak di utara Irak itu bisa naik 150 ribu barel per hari, menyusul resolusi perselisihan tentang pembayaran antara Pemerintah Daerah Kurdistan dan pemerintah pusat.

Selain itu, sebuah kelompok pemberontak di Nigeria telah mengumumkan gencatan senjata bersyarat dan sepakat untuk mengadakan pembicaraan dengan pemerintah negara itu, setelah serangan berbulan-bulan terhadap fasilitas minyak dan gas di negara tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement