Selasa 16 Aug 2016 11:15 WIB
Merdeka di Era Digital

Menteri Nasir: Kemampuan Digital Mahasiswa Perlu Dikembangkan

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Ilham
Menristek Dikti Mohamad Nasir
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menristek Dikti Mohamad Nasir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dunia saat ini sangat berhubungan dekat dengan hal-hal berbau teknologi, terutama digital. Kemampuan teknologi terutama digital para mahasiswa di Indonesia pun dinilai perlu dikembangkan.

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir berpendapat, pada dasarnya hampir semua mahasiswa di Indonesia sudah melek teknologi digital. “Kalau teknologi informasi atau digital, bisa dibilang hampi 100 persen melek semua,” kata Nasir.

Buktinya, sudah banyak mahasiswa yang memanfaatkan teknologi internet. Para mahasiswa pun nampaknya tidak terlepas dengan alat-alat yang berkaitan dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Dari aspek Perguruan Tinggi (PT), Nasir juga menilai, hampir semua kampus sudah menekankan pentingnya teknologi digital. Hanya saja, mereka belum mengembangkan secara spesifik di sejumlah bidang. Dia mencontohkan, pemahaman e-library yang belum dipahami secara detail di sejumlah PT Indonesia.

“Jadi belum pada pemanfaatan TIK-nya, beberapa mahasiswa baru menerapkannya dalam hal-hal kecil di kehidupan sehari-hari. Belum dikembangkan ke arah inovasi secara signifikan,” kata Mantan Rektor Terpilih Universitas Diponegoro (Undip) ini.

Meski belum berkembang secara signifikan ke arah yang lebih tinggi, Nasir mengatakan, sebagian mahasiswa telah ada yang mengembangkan kemampuan teknologi digitalnya ke arah bisnis. Munculnya sejumlah website yang dijadikan lahan bisnis online menjadi buktinya. Selain itu, terdapat segelintir mahasiswa yang telah memghasilkan software sehingga dapat dimanfaatkan lebih luas kepada industri maupun masyarakat

Nasir juga menyebutkan, karya animasi merupakan salah satu bukti adanya mahasiswa yang telah mengembangkan kemampuan digitalnya ke arah bisnis. Inovasi yang dihasilkan mereka pun berhasil mendatangkan keuntungan yang besar hingga jutaan dolar. “Di Indonesia sudah ada, seperti animasi Battle of Surabaya, Sangkuriang dan sebagainya,” katanya.

Menurut Nasir, pengembangan kemampuan digital ke arah bisnis memiliki manfaat tinggi. Hal ini mampu menguatkan kemandirian bangsa dan meningkatkan daya saing di kancah internasional. “Itulah cita-cita dari kementerian kami, mewujudkan pendidikan tinggi yang kelak dapat berkompetisi dan meningkatkan daya saing bangsa. Apalagi saat ini Indonesia harus menghadapi pasar global,” tegasnya.

Karena pentingnya manfaat tersebut, Nasir menyatakan, pihaknya telah mengarahkan seluruh PT agar meningkatkan daya saing bangsa. Salah satunya, yakni dengan mendorong inovasi mahasiswa dan dosen hingga dapat dikomersialisasikan. Dengan demikian, dampak kemampuan digitalnya tidak hanya sekedar kesenangan, tapi dapat dimanfaatkan pula ke publik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement