Selasa 02 Aug 2016 14:13 WIB

Stabilkan Harga, Pemerintah akan Genjot Investasi Pangan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Harga sembako melonjak.   (ilustrasi)
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Harga sembako melonjak. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia mendorong investasi untuk meningkatkan stabilitas harga dan ketersediaan pasokan. Selain itu, investasi tersebut juga bertujuan untuk mengurangi ketergantungan impor bahan pangan.

"Kita tidak bisa tergantung saja dari impor, tapi harus ada kompensasi untuk investasi kebutuhan bahan pokok. Kita tidak mungkin stabilkan harga tanpa ada investasi," ujar Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita di Jakarta, Selasa (2/9).

Enggartiasto menjelaskan, dalam waktu dekat Kementerian Perdagangan akan bertemu dengan Kementerian Pertanian dan Bulog untuk membahas stabilisasi harga dan ketersediaan bahan pokok. Menurutnya, harus ada keseimbangan antara ketersediaan dan harga yang terjangkau. Namun, di sisi lain pemerintah harus mampu menaikkan taraf hidup petani dan peternak serta meningkatkan penyerapan produksi dalam negeri.

Untuk mencapai hal tersebut pemerintah harus melihat data ketersediaan bahan pokok di lapangan, sehingga antara pasokan dan permintaan bisa seimbang. Menurut Enggartiasto, dari sisi pasokan harus benar-benar tersedia dan tidak didatangkan secara mendadak. 

"Saya akan membahasnya dengan menteri pertanian. Saya tahu betul beliau sangat concern dengan hasil pertanian dan peternakan, kita punya prioritas yang sama," ujar Enggartiasto.

Sementara itu, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengatakan, investasi sektor industri makanan dan minuman masih menempati posisi teratas. Oleh karena itu, investasi di sektor pangan harus terus digenjot untuk menciptakan efisiensi sehingga dapat menstabilkan harga pangan.

Solusi untuk kendala-kendala yang terjadi di sektor pangan adalah melalui investasi. Menurut Thomas, investasi tersebut misalnya di bidang pergudangan, serta modernisasi rumah potong hewan maupun penggilingan beras sehingga diharapkan dapat memotong rantai pasok.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement