REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sumber Daya Manusia (SDM) keuangan syariah dinilai masih menjadi pekerjaan rumah industri keuangan di Indonesia. Perkembangan industri pun belum dapat diimbangi dengan perbaikan SDM.
Ketua Dewan Komisaris Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad mengatakan, industri keuangan syariah di Indonesia sebenarnya sudah mulai membaik dengan banyaknya sektor keuangan syariah. Infrastruktur keuangan syariah pun semakin membaik setiap harinya. Namun, perbaikan ini justru belum diimbangi dengan SDM syariah yang berkualitas. SDM yang ada sejauh ini masih menjadi hal yang perlu didorong sehingga mampu berada sebagai pemain syariah yang profesional.
"Untuk itu, perlu ada lembaga sertifikasi profesi yang bisa meningkatkan keahlian SDM. Lembaga ini juga harus lebih detil dalam berbagai aspek agar keterampilan SDM semakim terasah," kata Muliaman, Jumat (29/7).
Muliaman menjelaskan, keahlian SDM keuangan syariah diharap bukan hanya memiliki sertifikasi nasional, tapi juga merambah internasional. Hal ini membuat banyak pihak di kemudian hari bisa belajar dari Indonesia karena SDM dalam negeri memiliki taraf internasional. Apalagi, sejauh ini terdapat sejumlah negara yang ingin belajar mengenai keuangan syariah dari Indonesia. Artinya, keahlian SDM dinilai Muliaman juga harus bisa disesuaikan agar mereka bisa belajar secara langsung dari Indonesia.
"Kita harus bisa mengambil pasar di luar Malaysia seperti Korea, Jepang, dan Filipina. Terakhir Bank Sentral Filipina juga akan belajar di Indonesia karena di Filipina Selatan akan dibangun perbankan syariah," ungkapnya.
Selain di sektor keuangan syariah, SDM syariah juga diharap mampu mengerti mengenai perkembangan syariah lainnya seperti makanan halal, fashion halal, hingga perkembangan pariwisata syariah. Di sisi lain, Muliaman berharap agar industri syariah bisa lebih menggeliat dengan berbagai kegiatan dan promosi kepada masyarakat sehingga keuangan syariah ini bisa lebih dikenal semua kalangan.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
