Senin 25 Jul 2016 23:45 WIB

Masuki Era MEA, Hunian Menengah Atas Jadi Incaran Investor di Batam

Red: M Akbar
Sejumlah mahasiswa membentuk formasi tulisan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) di Lapangan Politeknik Universitas Surabaya (Ubaya), Surabaya, Jawa Timur, Jumat (18/12).
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Sejumlah mahasiswa membentuk formasi tulisan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) di Lapangan Politeknik Universitas Surabaya (Ubaya), Surabaya, Jawa Timur, Jumat (18/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -  Hunian menengah ke atas akan menjadi salah satu subsektor properti yang berpotensi menikmati dampak positif pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Batam yang disiapkan menjadi pintu gerbang Indonesia dari dan menuju Singapura dan Malaysia pada MEA 2016 menjadi incaran bagi developer properti nasional untuk mengembangkan kawasan hunian dan investasi properti.

Peluang tersebut sudah diprediksi oleh pengembang nasional Agung Podomoro Land (APL) dengan mengembangkan Orchard Park Batam. Kenaikan harga properti di area Batam Center, lokasi dimana Orchard Park berada, langsung melejit hingga 100 persen.

''Kami siap menerima dampak positif dari MEA ini. Apalagi pemerintah juga berkomitmen untuk mengangkat potensi Batam agar semakin menarik baik untuk investasi maupun turisme. Orchard Park kami harapkan menjadi business center yang berkualitas tempat investor maupun pelaku usaha bertemu,'' kata Agung, assistent Vice President Strategic Marketing Residential PT Agung Podomoro Land Tbk di Jakarta, Senin (25/7).

Menurut Wirajaya, konsep Orchard Park Batam menjadi terobosan baru di dunia properti Batam. One stop green living yang menjadi jargon utama kawasan hunian ini, diyakini dia, akan menarik perhatian warga di Kepulauan Riau. Selain itu, sambungnya, lokasinya sebagai pintu gerbang Indonesia ke ASEAN menjadi hal yang menarik.

''Sekitar 50 persen konsumen kami berada di luar Kepri. Alasan mereka membeli karena kedekatan jarak dengan Singapura serta adanya peluang kenaikan investasi kawasan," ujarnya.

Sementara itu menurut data yang dirilis Badan Pengusahaan (BP) Kawasan Batam terungkap pada triwulan pertama 2016 penanaman modal asing (PMA) tercatat sebanyak 392 juta dolar AS dengan realisasi 62 proyek. Jumlah itu naik dibanding periode yang sama pada 2015 yang hanya membukukan 47 proyek dengan nilai investasi 204 juta dolar AS. Batam tercatat juga menjadi daerah nomor tiga kunjungan wisatawan asing, setelah Bali dan Jakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement