REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia (KAI) menambah 10 rangkaian kereta pada 2016 di antaranya lima rangkaian (55 kereta) untuk kelas ekonomi dan lima rangkaian kereta (62 kereta) untuk kelas eksekutif.
Direktur Utama KAI Edi Sukmoro mengatakan rangkaian kereta yang tengah dipesan ke PT Inka tersebut akan diselesaikan bertahap hingga awal tahun 2017. "Pengadaan sarana baru ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan KAI kepada para pengguna jasanya," katanya dalam konferensi pers di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Jumat (22/7).
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Komersial KAI Bambang Eko Martono mengatakan untuk rangkaian kereta eksekutif, empat rangkaian sudah digunakan. "Akan jalan lagi lima 'trainset' (rangkaian kereta), dua 'trainset' untuk KA Bima dan satu trainset untuk Argo Lawu Dwipangga, Anggrek dan Kutowijaya," katanya.
Dia menyebutkan harga satu kereta berkisar Rp 4,5 miliar. Dengan bertambahnya kereta ekonomi dan eksekutif, lanjut dia, pihaknya akan menghilangkan kereta kelas bisnis.
"Kita mau menghilangkan kereta kelas bisnis secara bertahap, mudah-mudahan empat tahun," katanya.
Bambang mengatakan saat ini kereta bisnis hanya Senja Utama Solo, Kereta Fajar Utama Yogyakarta dan Mutiara Selatan. "Semua kereta tersebut akan menjadi kereta ekonomi," katanya.
Dengan adanya perombakan tersebut, dia berharap pendapatan perusahaan bisa meningat hingga 10 persen pada tahun 2016 dari Rp 13 triliun pada tahun 2015. Sementara itu, dia menargetkan keuntungan yang diperoleh bisa meningkat hingga 20 persen pada tahun 2016 dari tahun 2015 sebesar Rp 1,13 triliun.