Kamis 21 Jul 2016 14:06 WIB

Pemerintah Fokus Genjot Investasi untuk Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nidia Zuraya
Investasi di Indonesia (Ilustrasi)
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Investasi di Indonesia (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama ini masih banyak ditopang oleh konsumsi rumah tangga. Namun saat ini pemerintah bakal menggeser konsumsi rumah tangga dengan pertumbuhan investasi.

"Kami akan bertransformasi dari pertumbuhan ekonomi dari konsumsi rumah tangga ke pertumbuhan investasi terutama yang produktif," kata Menteri Keuangan Bambang Brodjonegro, Kamis (21/7).

Namun untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di sektor riil pemerintah membutuhkan dana yang sangat besar. Sedikitnya pemerintah membutuhkan dana sekitar Rp 5.500 triliun dalam lima tahun ke depan.‎ Pembangunan ini pun harus ditunjang dengan likuiditas yang memadai dari dana pemerintah maupun perbankan.

Persoalan likuiditas inilah yang masih menjadi pertanyaan penting. Sebab, meski likuiditas perbankan mengalami peningkatan tapi nilainya diprediksi tidak akan mencukupi proyek pemerintah.

Kedangkalan likuiditas dalam negeri juga dikarenakan banyak warga negara Indonesia (WNI) yang justru menyimpan dana mereka di luar negeri. Bambang menjelaskan, dari data yang dihimpun dana WNI yang ada di luar negeri‎ hampir setara jumlah produk domestik bruto (PDB) dalam negeri.

"‎Maka perlu terobosan kebijakan untuk menarin dana tersebut ke dalam negeri atau repatriasi. Dana ini akan menggerakan perekonomian baik sektor keuangan maupun sektor riil," ujar Bambang.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement