Jumat 15 Jul 2016 18:25 WIB

Jeroan Sapi Impor Masuk Pasar Bertahap Hingga Akhir Tahun

Rep: M. Nursyamsyi/ Red: Dwi Murdaningsih
Jeroan daging yang sudah dibungkus plastik
Foto: oldcatlady.com
Jeroan daging yang sudah dibungkus plastik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan impor jeroan sapi oleh Bulog sudah masuk pasar. Kendati begitu, kata dia, belum seluruhnya jeroan sapi yang diimpor Bulog masuk ke pasar. Jeroan masuk secara bertahap hingga akhir tahun.

Ia menerangkan, sejatinya dalam impor daging yang dilakukan Bulog, terdapat setidaknya tiga jenis, pertama daging sapi, kedua berupa ekor, lidah, daging leher, dan ketiga oval seperti jantung, hati.

"Kita sebut jeroan," katanya di Kantor Kementerian BUMN, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (15/7).

Bulog Impor 2.000 Ton Jeroan Sapi

Ia mengatakan, jeroan sapi impor akan masuk ke pasar secara bertahap hingga akhir tahun tanpa menyebutkan angkanya. Djarot menyebutkan, impor jeroan sapi akan terus dilakukan sesuai penugasan pemerintah dan ditambah lagi jika sudah habis.

Disinggung mengenai keluhan pedagang akan masuknya jeroan sapi impor, ia mengatakan tidak tepat. Sebab, keuntungan yang didapat pedagang pada dasarnya sama saja.

"Pedagang jual, bikin sendiri atau beli, kalau dia dapat seharga Rp 35 ribu, dijual Rp 40 ribu hingga Rp 45 ribu, kalau dia dapat Rp 20 ribu, dia jual Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribu, toh marginnya sama. Kadang-kadang pedagang komplain, kecuali produsennya yah," katanya menambahkan.

Sebelumnya, Direktur Pengadaan Perum Bulog Wahyu menyatakan, sudah ada dua ribu ton jeroan sapi yang masuk sejak sebelum lebaran.

"Ke pasar dari sebelum lebaran, sudah masuk," katanya di Kantor Kementerian BUMN, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (14/7).

Ia menerangkan, kehadiran jeroan sendiri bersamaan dengan impor daging sapi beku, di mana Bulog ditigaskan mengimpor 10 ribu ton daging sapi beku hingga Desember mendatang. Dalam 10 ribu ton daging beku tersebut juga terdapat jeroan baik hati maupun jantung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement