REPUBLIKA.CO.ID,BEKASI -- Sejumlah konsumen di Kota Bekasi, Jawa Barat, mengeluhkan kenaikan harga petai yang melambung tinggi di sejumlah pasar tradisional menjelang Lebaran 1437 H/2016.
"Sekarang satu papan isi delapan biji harganya sudah tembus Rp 25 ribu, padahal biasanya paling mahal Rp 5.000," kata salah satu konsumen, Yola Damayanti (35 tahun) di Bekasi, Selasa (5/7).
Menurut dia, kenaikan harga itu sangat mengecewakan konsumen yang biasa mencampurkan petai dalam rebusan sayur labu untuk santap ketupat saat Lebaran. "Saya biasanya beli petai untuk dicampur ke sayur labu kesukaan suami setiap Lebaran," katanya.
Kenaikan harga itu membuat warga Perumahan Karang Satria, Tambun, Kabupaten Bekasi itu memutuskan tidak mengonsumsi petai pada Lebaran kali ini. "Terpaksa tahun ini 'puasa' petai dulu saat Lebaran karena kenaikan harganya sangat keterlaluan. Mungkin rasa sayur labunya jadi tidak sesedap saat dicampur petai, tapi tidak apa-apa," katanya.
Sejumlah pedagang di Pasar Baru, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi mematok harga petai Rp 20 ribu hingga Rp 25 ribu per buah. "Kalau belinya dua papan, kita kasih potongan harga, jadi totalnya Rp 30 ribu per papan," kata pedagang Rohim (61 tahun).
Menurut dia, kenaikan harga petai itu karena komoditas tersebut sangat langka di pasaran atau tidak banyak stok yang tersedia. "Memang sedang tidak musim dan susah didapat," katanya.
Dia menyadari, kondisi itu membuat para konsumennya yang mayoritas ibu rumah tangga memilih beralih ke komoditas lainnya. "Saya menyadari risikonya pasti ditinggal pembeli. Yang penting saya menyediakan saja, jangan sampai kalau ada yang butuh, stoknya tidak ada," katanya