Jumat 24 Jun 2016 18:00 WIB

Kereta Logistik Diklaim Tekan Dwelling Time

Red: Nur Aini
Kereta Api berjalan di Emplasement Kereta Api-JICT saat aktivitas bongkar muat (Dwelling Time) di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (18/2)
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Kereta Api berjalan di Emplasement Kereta Api-JICT saat aktivitas bongkar muat (Dwelling Time) di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (18/2)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman mengklaim pengoperasian kereta logistik pengangkut peti kemas untuk tujuan ekspor dan impor dari Pelabuhan Tanjung Priok akan dapat menekan waktu bongkar muat barang (dwelling time) di pelabuhan tersebut.

"Dwelling time saat ini sekitar 3,2 hari, artinya sebentar lagi bisa di bawah tiga hari (dengan ada kereta logistik)," kata Deputi II Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kemenko Kemaritiman Agung Kuswandono dalam peresmian operasi kereta logistik di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (24/6).

Meski tidak secara gamblang memastikan dwelling time bisa langsung turun, Agung mengaku waktu bongkar muat barang di Pelabuhan Tanjung Priok hanya sebagian kecil perbaikan yang dilakukan di kawasan di Jakarta Utara itu. "Kalau autogate jadi, kereta pelabuhan jadi, sistem online juga jalan, itu sudah luar biasa. Kita tidak perlu takut terjadi kongesti karena semua sudah bisa diatasi secara online dan terkoordinasi," katanya.

Agung menuturkan pihaknya akan mengembangkan autogate di terminal peti kemas (Jakarta International Container Terminal/JICT) secara online sekaligus sistem pembayaran (billing system) untuk pemungutan penerimaan bea masuk, pajak dan cukai oleh Ditjen Bea dan Cukai Kemenkeu yang juga online.

"Jadi semakin lama Pelabuhan Tanjung Priok akan semakin sepi karena orangnya sedikt tapi kegiatannya banyak. Memang begitu seharusnya pelabuhan yang baik," katanya.

Semua upaya perbaikan itu, kata Agung, bertujuan untuk membangun Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pelabuhan terbesar dan terhebat di Indonesia, bahkan diharapkan untuk skala Asia Tenggara.

"Kalau rukun dan kerja sama, insya Allah bisa," katanya.

Masuknya kereta logistik ke Pelabuhan Tanjung Priok merupakan salah satu upaya menekan waktu tunggu bongkar muat (dwelling time) di kawasan tersebut. Kereta logistik diklaim akan mengurangi sepertiga kemacetan di pelabuhan tersebut sehingga alur logistik barang bisa lebih lancar. Presiden Jokowi menginginkan agar dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok sekitar 2-3 hari.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement