Selasa 21 Jun 2016 19:06 WIB

Mentan Nilai Petani Bisa Berpotensi Jadi Anggota ISIS

Rep: Sonia Fitri/ Red: Teguh Firmansyah
Mentan Amran Sulaiman
Foto: Dokumen Kementan
Mentan Amran Sulaiman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menyebut, petani berpotensi menjadi begal, anggota ISIS dan teroris. Hal itu sampaikan dalam acara Pertemuan Koordinasi, Memberikan Kesamaan Pandang atas Kebijakan Pangan Nasional, Pengadaan Dalam Negeri VS Impor, Selasa (21/6).

"Kalau impor terus, harga pangan di tingkat petani jatuh, petani jadi miskin dan ini menjadi bibit mereka jadi begal, ISIS," kata Amran. Masyarakat berpotensi terjerumus tindak kriminal ketika terdesak karena terhimpit kemiskinan. Ia tak mau peralihan profesi petani ke profesi lain, apalagi mengarah ke kriminal.

Amran mengaku sama sekali tidak anti impor pangan. Sebab langkah tersebut harus dilakukan berdasarkan kebutuhan, bukan keinginan. Ia lantas menyinggung aksinya menahan jagung impor di pelabuhan beberapa waktu lalu.

Hal tersebut dilakukan demi menjaga harga jagung lokal untuk pakan agar tidak jatuh.

Baca juga, HKTI Siap Bantu Petani Tingkatkan Hasil Produksi.

Rencana impor bawang merah juga ditunda karena saat ini petani bawang sedang panen raya.  Kebijakan impor menurutnya berpengaruh pada kesejahteraan petani nasional. "Jangan sampai salah kebijakan, mudah bilang impor, karena ini memengaruhi kelangsungan hidup para petani," tuturnya.

Di sisi lain, ia terus mendorong peningkatan produksi pangan dengan melancarkan penyaluran benih dan pupuk bersubsidi, pun menggelontorkan mekanisasi alat pertanian agar pelaksanaan produksi pangan efektif dan efisien.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement