Selasa 21 Jun 2016 14:14 WIB

Industri Makanan dan Minuman Masih Tumbuh Positif

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
iIustrasi pertumbuhan industri makanan dan minuman.
Foto: Republika/ Wihdan
iIustrasi pertumbuhan industri makanan dan minuman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Industri Agro mengatakan, pertumbuhan industri makanan dan minuman pada kuartal I 2016 masih cukup baik. Diperkirakan pada kuartal II 2016 dan kuartal III 2016 pertumbuhannya akan melonjak seiring dengan adanya Ramadhan, Lebaran, dan Natal.

"Pertumbuhan industri makanan dan minuman kuartal I 2016 sebesar tujuh persen, dan ini sudah cukup bagus. Secara rata-rata sampai akhir tahun pertumbuhan industri makanan dan minuman akan lebih dari tujuh persen, asalkan bahan baku jangan terganggu," ujar Panggah di Jakarta, Selasa (21/6).  

Panggah mengatakan, bahan baku industri makanan dan minuman yang tidak boleh diganggu adalah gula dan garam. Sesuai dengan perencanaan saat ini izin impor untuk gula dan garam dilakukan secara bertahap. Panggah mengakui suplai gula untuk industri agak tersendat karena musim giling tebu bergeser dan produktivitas menurun akibat musim hujan. Hal ini tidak hanya terjadi di dalam negeri, tetapi juga di negara lainnya seperti Thailand.

Akibat produktivitas tebu menurun, maka beberapa negara menahan ekspor gula. Hal ini menyebabkan suplai terbatas dan harga gula untuk industri melonjak. "Kita tetap berupaya untuk memperbanyak suplai supaya harga turun dan kebutuhan industri mencukupi," kata Panggah.

Sementara itu, Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan, pertumbuhan industri nonmigas pada kuartal I 2016 mencapai 4, 46 persen. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh industri mesin dan perlengkapan sebesar 15,35 persen, serta industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki sebesar 9,21 persen. Sementara, pertumbuhan industri logam dasar sebesar 8,99 persen, dan industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik sebesar 8,38 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement