Ahad 19 Jun 2016 06:13 WIB

BRISat Berhasil Diluncurkan

Rep: idealisa Masyrafina/ Red: Indira Rezkisari
Satelit bernama BRISat ini meluncur menuju orbit geostasioner di slot 150,5° BT yang berada di atas langit Papua sejak Ahad (19/6).
Foto: Antara
Satelit bernama BRISat ini meluncur menuju orbit geostasioner di slot 150,5° BT yang berada di atas langit Papua sejak Ahad (19/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Financial satellite pertama di dunia milik PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) berhasil diluncurkan pada Sabtu (18/6) waktu Kourou, Guyana Prancis, Amerika Selatan atau Ahad (19/6) pukul 04.38 WIB.

Satelit bernama BRISat ini meluncur menuju orbit geostasioner di slot 150,5° BT yang berada di atas langit Papua. Satelit bank pertama di dunia ini dibuat oleh perusahaan asal Amerika Serikat, SSL (Space System/Loral). Sementara peluncur roketnya menggunakan milik Arianespace asal Perancis.

Corporate Secretary BRI, Hari Siaga Amijarso, mengatakan setelah penundaan peluncuran tiga kali, akhirnya BRISat berhasil diluncurkan. "Alhamdulillah BRIsat telah berhasil mengepakkan sayapnya mengangkasa menuju langit Papua pada orbit 150,5 BT. Semoga BRISat akan memberikan kemaslahatan kepada Rakyat Indonesia wa bil khusus untuk Bank BRI," ujar Hari Siaga, Ahad (19/6).

Satelit bernama BRISat ini merupakan wujud kesiapan BRI dalam digitalisasi perbankan. Direktur Konsumer BRI, Sis Apik Wijayanto mengatakan, satelit ini memiliki lima manfaat penting.

Manfaat langsung bagi BRI sendiri, pertama BRI akan menjadi lebih mudah dan cepat lakukan inovasi baik produk dan bisnis. Kedua, adanya satelit ini akan memperkuat jaringan teknologi komunikasi untuk financial inclusion.

"Indonesia kan negara kepulauan. Kita ingin jangkau yang tidak terjangkau, seperti desa terpencil yang tidak ada teknologi komunikasi. Dengan BRISat yang seperti itu bisa terjangkau," ujar Sis.

Ketiga, akan mempercepat unit kerja baru BRI. Dengan BRISat, otomatis pengendalian satelit ada di bawah BRI dan tidak tergantung perusahaan lain. Keempat, efisiensi perseroan dengan biaya sewa satelit. Dengan biaya pembelian satelit sebesar Rp 3,75 triliun untuk masa pakai 15-17 tahun, perseroan akan dapat melakukan penghematan sebesar 40 persen.

"Kelima, adanya servis level agreement khususnya jaringan komunikasi. Pemanfaatan slot 150.5 BT BRISat ini harapannya tingkatkan servis ke nasabah, apalagi di era digital saat ini," katanya.

Sebelumnya peluncuran BRISat telah ditunda tiga kali. BRISat pada awalnya dijadwalkan akan meluncur pada 8 Juni 2016 dan diundur menjadi 16 Juni 2016 untuk mengganti konektor cairan antara kriogenik bagian atas roket Ariane 5 dengan landasan peluncuran ELA-3.

Jadwal peluncuran 16 Juni 2016 kembali ditunda menjadi 17 Juni 2016 karena adanya gangguan di koneksi umbilical dengan bagian atas peluncur. Kemudian, peluncuran yang dijadwalkan pada pukul 17.30 waktu Kourou, Guyana, Prancis, atau Sabtu (18/6) pukul 03.30 WIB ditunda karena masalah cuaca. Dukungan cuaca, BRISat berhasil meluncur pada Ahad (19/6) pagi ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement