REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Kurs dolar AS menguat terhadap sebagian besar mata uang utama di New York pada Kamis (16/6) atau Jumat (17/6) pagi WIB, karena investor mencerna rilis terbaru pernyataan Federal Reserve dan sejumlah data ekonomi dari negara tersebut.
Bank sentral AS mengumumkan pihaknya mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Rabu (15/6), setelah mengakhiri pertemuan kebijakan dua hari. Menurut pernyataan itu, para pejabat Fed memberikan penilaian beragam tentang ekonomi AS, mengatakan bahwa laju peningkatan pasar tenaga kerja telah melambat, sementara pertumbuhan dalam kegiatan ekonomi tampak telah meningkat sejak April.
Selain itu, The Fed mengisyaratkan bahwa pihaknya merencanakan dua kali kenaikan suku bunga pada tahun ini. Di sisi ekonomi, Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk semua konsumen perkotaan meningkat 0,2 persen pada Mei disesuaikan secara musiman, Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan Kamis (16/6).
Indeks untuk semua item tidak termasuk makanan dan energi meningkat 0,2 persen pada Mei. Selama 12 bulan terakhir, indeks telah naik 2,2 persen.
Dalam laporan terpisah, departemen mengumumkan bahwa dalam pekan yang berakhir 11 Juni, angka pendahuluan untuk klaim awal yang disesuaikan secara musiman mencapai 277 ribu tenaga kerja, meningkat 13 ribu dari tingkat direvisi pekan sebelumnya sebesar 264 ribu tenaga kerja.
Pada akhir perdagangan New York, euro merosot menjadi 1,1239 dolar AS dari 1,1267 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan poundsterling Inggris naik menjadi 1,4233 dolar AS dari 1,4170 dolar AS. Dolar Australia turun menjadi 0,7371 dolar AS dari 0,7419 dolar AS.
Dolar AS dibeli 104,38 yen Jepang, lebih rendah dari 105,76 yen dari sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9647 franc Swiss dari 0,9614 franc Swiss, dan naik tipis menjadi 1,2941 dolar Kanada dari 1,2907 dolar Kanada.