REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore (13/6) bergerak melemah tipis sebesar 7 poin menjadi Rp 13.301 dibandingkan posisi sebelumnya pada posisi Rp 13.294 per dolar AS.
Analis Monex Investindo Futures Yulia Safrina mengatakan bahwa harga minyak mentah dunia yang mengalami tekanan mendorong mata uang dolar AS bergerak menguat terhadap mayoritas mata uang utama dunia, termasuk rupiah. "Harga minyak mentah yang melemah dapat menyeret mata uang komoditas terkoreksi dan sebaliknya menguatkan aset dolar AS," katanya.
Ia mengemukakan bahwa harga minyak tertekan oleh data buruk perekonomian sejumlah negara di kawasan Asia. Sinyal pelemahan ekonomi di kawasan Asia cenderung menguntungkan aset safe haven seperti dolar AS dan sebaliknya melemahkan aset mata uang berisiko. Harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Senin sore ini, berada di level 48,47 dolar AS per barel, turun 1,22 persen. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude di posisi 50,06 dolar AS per barel, melemah 0,95 persen.
Sementara itu, Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan bahwa dalam jangka menengah mata uang rupiah berpotensi kembali bergerak menguat. "Bank Indonesia beranggapan, mata uang rupiah bisa menguat hingga Rp 13 ribu per dolar AS pada akhir tahun ini.
Dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp 13.341 dibandingkan hari sebelumnya Jumat (10/6) Rp 13.309